Bagan Serai, Malaysia (BERITAJA.COM) - Tokoh masyarakat Bagan Serai Distrik Kerian, Negeri Perak Malaysia, Jamaluddin Asaari menyebut sistem pertanian penduduk Malaysia keturunan Banjar telah menggunakan mesin berbasis teknologi modern.
Jamaluddin di Bagan Serai, Malaysia, Sabtu, mengatakan penggunaan perangkat nan modern itu berakibat terhadap hasil produksi pertanian dan penghasilan nan meningkat bagi penduduk Malaysia keturunan Banjar.
Berita lain dengan Judul: Kekerabatan Malaysia - Banjar melalui Kitab Kanzul Ma'rifath karya Datuk Kulampayan
Jamaluddin mengakui masyarakat Banjar Malaysia sudah meninggalkan sistem tradisional saat bertani alias "bandang".
"Kita tak mengenal lagi langkah tradisional Banjar dalam mengerjakan bandang, seperti dulu merincah, mamuntal, melacak, manaradak, mananjang, merumput dan mengatam, lantaran semuanya sudah pakai mesin,"kata Jamaludian Asaari nan keturunan Banjar asal Kelua, Kabupaten Tabalong, Kalsel tersebut.
Saat ini, para petani Banjar Malaysia, sudah memanfaatkan mesin, selain traktor dalam penyiapan lahan, juga mesin lain, seperti mesin penyebar bibit, mesin perontok, serta perangkat mesin lainnya.
"Kita jika panen, cukup sewa mesin sejenak saja sudah selesai satu hamparan sawah, mesin tersebut sekaligus sebagai perangkat penyeleksi antara padi nan berisi dengan padi nan kosong alias hampa," tutur Jamaluddin.
Petani memasukkan padi nan sudah dibersihkan melalui mesin menyerupai sebuah mobil perangkat berat tersebut, kemudian diangkut truk besar menuju ke kilang (pabrik) untuk dijadikan beras.
Berita lain dengan Judul: DPRD Kalsel penghargaan keberadaan "rumah banjar" di Malaysia
Jamaluddin mengungkapkan beras nan dihasilkan di kilang tersebut sudah corak bungkusan nan siap dijualbelikan.
Ia mengakui petani dapat bersawah dengan sistem tanam dua kali setahun, setelah kerajaan (pemerintah) setempat membangun sistem pengairan modern nan memanfaatkan sumber air di Danau Bukit Merah.
Danau Bukti Merah itu mempunyai sumber air lantaran dikeliling oleh rimba lindung (hutan simpan) nan lebat dan pihak kerajaan melarang keras merusak rimba simpan nan di dalamnya terdapat jenis jenis tanaman rimba dan satwa serta sebagai kediaman burung.
Bahkan waduk nan terpelihara tersebut sekaligus sebagai sumber bahan baku air minum bagi sebagian besar masyarakat Negeri Perak.
Selain Perak, terdapat juga biaya terpelihara di Selangor, Negeri Sembilan, Batu Pahat, Johor, Ipoh, Pahang, dan Kedah, dan kebanyakan penduduk berprofesi mengelola bandang alias sawah.
Berita lain dengan Judul: 17 kulaan Banjar Malaysia akhiri wisata susur galur di Kalsel