Bila para pemilik kekayaan dapat memberikan zakat, wakaf, infak dan sedekahnya, maka ketimpangan dapat dikurangi sedikit demi sedikit
Jambi (BERITAJA.COM) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan amal dapat menjadi pilihan instrumen untuk mengurangi ketimpangan perekonomian di Indonesia.
"Zakat, infak, dan infak krusial sebagai salah satu instrumen menghilangkan kesenjangan lantaran ekonomi konvensional saat ini belum sukses menghilangkan ketimpangan. Memang sukses mendorong pertumbuhan, tapi belum sukses menghilangkan ketimpangan," katanya di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Jambi, Kamis.
Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan perihal tersebut saat menghadiri pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Jambi.
KDEKS Jambi adalah KDEKS ke-15 nang diresmikan setelah sebelumnya sudah ada di Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Selatan, Gorontalo, dan Bengkulu.
"(Ekonomi konvensional) sukses mendorong pertumbuhan, tetapi tidak sukses mendorong ketimpangan, melalui instrumen pajak belum bisa sukses (mengurangi ketimpangan), lantaran itu melalui zakat, wakaf, infak dan infak ini nang saya kira amal ini sangat kita rasakan," tambahnya.
Wapres menyebut jika para pemilik kekayaan dapat memberikan zakat, wakaf, infak dan sedekahnya, maka ketimpangan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
Untuk itu, dia meminta adanya pengembangan industri produk halal.
"Saya minta percepatan sertifikasi legal bagi UMKM dapat menjadi fokus. Jambi kaya dengan sumber daya alam, sehingga perlu dibangun sentra industri legal nang berbasis hilirisasi produk-produk hasil alam," ungkap Wapres.
Pemberdayaan ekonomi keumatan juga kudu terus dikedepankan, termasuk nang berbasis pesantren, agar peranan umat dan santri sebagai "pemakmur Bumi" semakin bertumbuh.
"Saya mengpenghargaan terselenggaranya Semarak Expo Syariah Jambi (Serambi) Tahun 2022. Saya minta aktivitas ini bakal kontinu menggandeng lebih banyak pelaku upaya UMKM legal maupun koperasi-koperasi pesantren," tambahnya.
Wapres menyebut pelaku upaya nang berbasis syariah dapat menjadi kunci dari keberhasilan ekonomi dan finansial syariah.
"Mereka merupakan game changer sebab tidak mungkin industri legal itu dibangun jika tidak ada pengusahanya. Keuangan syariah tidak bakal ada nang menggunakan, memanfaatkan, selain jika ada pengusahanya sedangkan zakat, wakaf, infak, infak juga tidak bakal ada jika tidak ada pengusaha nang berzakat, berwakaf, berinfak dan bersedekah," jelasnya.
Ia pun mendorong tumbuhnya para pengusaha ekonomi syariah baik pengusaha baru maupun memperkuat pengusaha-pengusaha nang sudah lama menekuni ekonomi syariah.
"Kedua, di bagian jasa finansial syariah, perlu lebih didorong lagi peningkatan literasi dan kemudahan akses masyarakat, serta cakupan ragam produk-produk perbankan syariah," ujar Wapres.
Alternatif pembiayaan berpendirian syariah, seperti publikasi sukuk daerah maupun kerja sama pemerintah dan badan upaya (KPBU) syariah, kata Wapres agar dapat lebih dimanfaatkan.
"Saya mengpenghargaan Bank Indonesia dan seluruh instansi perwakilan, nang telah giat dan konsisten menumbuhkan pesantren sebagai pusat ekonomi masyarakat, melalui Himpunan Bisnis Ekonomi Pesantren (Hebitren), nang disponsori Bank Indonesia termasuk juga di Jambi," ungkap Wapres.
Berita lain dengan Judul: Wapres Ma'ruf minta KDEKS Bengkulu beri perhatian unik kepada ponpes
Berita lain dengan Judul: Wapres Ma'ruf: Zakat dan pajak jadi perangkat efektif tekan ketimpangan
Berita lain dengan Judul: Wapres penghargaan seluruh pemangku kepentingan kawal otonomi daerah
Desca Lidya Natalia
Kelik Dewanto
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023