Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza mengatakan bahwa kementeriannya telah mengimbau, apalagi sampai meminta adanya peninjauan ulang pajak masuk peralatan impor agar peralatan lokal, terutama dari UMKMmampu bersaing.
Pasalnya, barang-barang impor yang masuk Indonesia tidak jarang mempunyai nilai lebih murah sehingga menjadi pilihan masyarakat, alih-alih produk lokal termasuk yang diproduksi pelaku UMKM.
"Kementerian mengimbau, meminta peninjauan pajak masuk. Tapi tidak mudah. Karena juga kita menghadapi barang-barang yang masuk secara ilegal. Kabinet Merah Putih saat ini juga berupaya memperketat arus peralatan dari luar, termasuk narkoba," kata Helvi di Bandung, Sabtu.
Selain urusan pengetatan arus peralatan impor, Helvi mengatakan pemerintah juga berupaya untuk memperkuat UMKM, mulai dari akses permodalan, di mana pemerintah meluncurkan skema pembiayaan LPDB UMKM dan kementerian juga tengah melobi perbankan supayamampu menurunkan suku bunganya bagi para pelaku UMKM.
"Sehingga daya saing dari sisi nilai juga meningkat," ujarnya.
Dari sisi UMKM-nya sendiri, lanjut dia, mesti mempunyai semangat yang disebutnya Lidin, alias loyalitas, integritas, disiplin, dan inovatif, di mana para pelaku upaya mesti loyal pada konsumennya dengan tidak mengurangi mutu ketika sudah banyak dipakai alias dikonsumsi masyarakat demi untung tinggi.
Kemudian, para pelaku upaya juga perlu berintegritas dengan berpegang teguh pada perjanjian perjanjian yang dibuat.
"Kemudian mesti berdisiplin, jika perjanjian mengatakan 15 hari, jangan mundur jadi 20 hari. Dan yang terakhir adalah jangan berakhir berinovasi, lantaran persaingan saat ini bukan lokal, tapi global. Tapi saya percaya Jabar punya kelebihan di situ lantaran area ini terkenal dengan aspek kreativitasnya," ucap dia.
Pemerintah juga, kata Helvi, melalui dinas-dinas di wilayah untuk menginventarisasi pengusaha UMKM yang kemudian dikelompokkan sesuai klasternya seperti pertanian, fashion, makanan, alias ekonomi imajinatif untuk diberikan penanganan masing-masing.
"Karena tiap klaster berbeda treatmentnya. Kami berambisi sesuai pengpetunjukan Presiden Prabowo semua kerja layani masyarakat mulai dari bawah," ucapnya.
"Tentu saja ini butuh kerjasama semua pihak. Terutama pasar, ketika kita konsumsi produk dalam negeri. Saya percaya tidak terlayani oleh UMKM. Cuma kan kita lebih suka memakai peralatan impor padahal dari mutu tidak kalah," tuturnya menambahkan.