Jakarta (BERITAJA.COM) - Dokter ahli Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Semiramis Zizlavsky, SpTHTBKL, Subsp.K(K) mengatakan bahwa waktu terbaik untuk memasang implan koklea adalah tergantung dari persoalan pendengaran nan dialami pasien.
"Kita lihat dulu permasalahannya, apakah tuli sejak lahir alias dia sebelumnya sudah bisa ngomong dan saat dewasa baru (pendengarannya) hilang," kata master nan berkawan disapa Mira itu dalam obrolan daring, Rabu.
Implan koklea merupakan prosedur penanaman perangkat bantu dengar melalui tindakan operasi. Berbeda dengan perangkat bantu dengar konvensional nan berfaedah untuk mengeraskan suara, implan koklea berfaedah menggantikan kegunaan koklea alias rumah siput untuk mengubah bunyi menjadi daya listrik nan kemudian distimulasikan ke saraf pendengaran.
Menurut Mira, jika pasien tuli sejak lahir maka implan koklea sebaiknya dipasang sesegera mungkin sebelum anak berumur dua tahun.
Berita lain dengan Judul: Dokter: Waspadai gangguan pendengaran jika anak setahun belum bicara
"Kalau sejak lahir, kita maunya secepat mungkin. Paling bagus di bawah dua tahun, apalagi kita pernah lakukan ke pasien paling muda itu 11 bulan," jelas Mira.
Ia menambahkan, implan koklea nan dilakukan sesegera mungkin pada anak bakal memberikan faedah nan baik dalam pendengaran hingga perkembangan bicara anak.
"Kalau sudah tujuh tahun misalnya, hasilnya tentu tidak sebagus jika ditangani sejak tetap kecil, selain jika sejak awal itu dibantu perangkat bantu dengar sehingga dia sudah punya modal (pendengaran)," katanya.
Sedangkan jika pasien pernah mempunyai kegunaan pendengaran nan normal lampau tiba-tiba kehilangan kegunaan tersebut namalain tuli mendadak, master ahli THT Dr. dr. Harim Priyono, SpTHTBKL Subps.Oto(K) nan berpraktik di rumah sakit nan sama menganjurkan untuk melakukan implan koklea enam bulan setelah dideteksi tuli.
Berita lain dengan Judul: Kenali aspek akibat gangguan pendengaran pada anak
"Tuli mendadak dianjurkan enam bulan setelah dideteksi. Kalau setelah bertahun-tahun, tentu bakal menjadi tantangan tersendiri (untuk keberhasilannya)," katanya.
Harim menjelaskan, keberhasilan kegunaan pendengaran setelah memasang implan koklea disebabkan oleh dua faktor. Pertama, aspek modal atau residual hearing, ialah besaran bunyi nan bisa didengarkan oleh pasien. Semakin baik modalnya, maka hasil implan koklea pun semakin baik.
Kedua, lama alias lamanya mengalami ketulian total. Semakin lama pasien mengalami ketulian total, maka semakin susah untuk mengembalikan kegunaan pendengarannya seperti semula.
"Saya pernah punya pasien mengalami ketulian total sekitar tiga tahun. Ketika dipasang, dia seperti belajar dari awal lagi untuk mengenali kata-kata nan dia dengar. Tapi jika tuli mendadak hari ini, kemudian 2-3 bulan lakukan implantasi koklea, dia bisa langsung berinteraksi dua petunjuk," ujar Harim Priyono.
Berita lain dengan Judul: Penggunaan headphone berlebih bisa memicu gangguan pendengaran
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023