Banjarbaru (BERITAJA.COM) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) meluluskan empat mahasiswa asal Papua nang mengikuti perkuliahan lewat program ADik alias Afirmasi Pendidikan Tinggi gelaran Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Wisuda ke-111 kali ini diwarnai lulusnya empat mahasiswa asal Papua nang resmi menjadi sarjana alumni ULM dari 1.300 orang nang dikukuhkan," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri di Banjarbaru, Kamis.
Adapun empat anak Papua itu ialah Isak Samuel Paise dan Merlina Mei Yotha nang lulus sebagai Sarjana Teknik di Fakultas Teknik, Mael Heluka dari Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran serta Ludowika Adonita Tarong nang resmi menyandang gelar Sarjana Farmasi dari Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Rektor mengaku senang dan turut merasakan kebanggaannya lantaran ULM sukses memberikan pendidikan tinggi bagi pemuda-pemudi Papua sejak beberapa tahun terakhir.
Apalagi secara geografis ULM nang berada di Kalimantan Selatan cukup jauh dari tanah Papua, namun menjadi pilihan ketika program ADik mengharuskan mereka memilih perguruan tinggi di luar Provinsi Papua.
Ditegaskan rektor pula, pilihan anak Papua tidak salah lantaran ULM sudah sejajar dengan perguruan tinggi terkemuka lainnya di Indonesia terutama pulau Jawa.
Berbekal legalisasi lembaga A dan menjadi satu-satunya kampus di pulau Kalimantan nang masuk klaster berdikari namalain terbaik berbareng 40 perguruan tinggi top Indonesia dalam klasterisasi perguruan tinggi tahun 2023 nang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, maka ULM sekarang mempunyai daya tarik cukup tinggi hingga menyedot banyak minat calon mahasiswa beragam daerah.
Diketahui pada tahun akademik 2022-2023 ada 24 mahasiswa baru asal Papua nang kuliah di ULM mengikuti jejak seniornya nang sudah terlebih dulu berasosiasi pada beberapa angkatan melalui program ADik.
Beasiswa ADik adalah program pemberian support pembiayaan di pendidikan tinggi unik untuk siswa dan siswi dari Papua, Papua Barat, wilayah 3 T, serta anak-anak TKI.
Selain itu, program ini juga ditujukan untuk siswa dan siswi penyandang disabilitas.
Mahasiswa penerima danasiwa ADik dibebaskan dari biaya kuliah dan support biaya hidup setiap bulannya serta support biaya transportasi perjalanan dari wilayah asal ke letak perguruan tinggi nang menerimanya.