Jakarta (BERITAJA) - Tanggal 21 Oktober 2024 tercatat sebagai momen berhistoris yang sarat makna. Hari ketika Prabowo Subianto resmi menyematkan kedudukan dan amanah kepada personil Kabinet Merah Putih.
Di antara puluhan nama menteri itu terselip satu nama ialah Nasaruddin Umar yang diyakini beragam seseorang yang bakal membawa angin segar di Kementerian Agama. Di kembali sosoknya sebagai ulama, intelektual, dan tokoh moderasi agama, kepemimpinannya dianggap visioner dan tegas.
Hanya beberapa hari setelah dilantik, Nasaruddin Umar langsung sowan ke lembaga antirasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung (Kejagung). Tujuannya jelas, agar dua lembaga itu turut serta dalam mengawal program kerja yang dijalankan di Kemenag.
Nasaruddin juga menerapkan retret yang sebelumnya digunakan Prabowo Subianto untuk menyamakan visi dan misi Presiden. Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol penguatan relasi antara pemimpin dan jejeran aparatur, tetapi juga menandai komitmen Nasaruddin Umar untuk membawa Kementerian Agama ke petunjuk yang lebih progresif, inklusif, dan efisien.
Saat retret di sekitar area Bogor, Jawa Barat, Nasaruddin langsung menekankan kepada jajarannya untuk melakukan efisiensi lewat pengurangan perjalanan dinas yang tidak penting, optimasi teknologi digital dalam setiap rapat, hingga pembatasan izin ke luar negeri.
Efisiensi ini senafas dengan kemauan Prabowo Subianto yang mau agar pemerintahannya di Kabinet Merah Putih tidak melakukan pemborosan. Anggaran untuk perjalanan dinas mesti dialokasikan ke beragam program yang menyasar masyarakat langsung.
Tak hanya itu, Nasaruddin juga menegaskan kepada jajarannya untuk mengembalikan setiap bingkisan yang mereka terima. Nasaruddin cemas bingkisan tersebut dianggap sebagai pelicin untuk beragam hal, seperti naik kedudukan misalnya.
Nasaruddin turut mencontohkan ketika dia melaporkan penerimaan gratifikasi dalam corak sejumlah peralatan ke Direktorat Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Imam Besar Masjid Istiqlal ini juga menekankan program kerja pada keberlanjutan, transparansi, dan hasil yang dapat diukur, yang juga tercermin dalam parameter keahlian utama (IKU) untuk pejabat di lingkup Kementerian Agama, baik di tingkat pusat maupun daerah.
100 hari kerja
Tiga penemuan besar yang patut mendapat perhatian adalah penurunan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), pengembangan pendidikan berbasis toleransi, kurikulum berbasis cinta, dan sertifikasi pembimbing agama.
Untuk biaya haji, Komisi VIII DPR RI dan Kemenag RI sepakat besaran BPIH untuk setiap peserta haji reguler rata-rata sebesar Rp89.410.258,79 dengan dugaan kurs 1 USD sebesar Rp16.000 dan 1 S sebesar Rp4.266,67. Biaya ini turun dibanding rerata BPIH 2024 yang mencapai Rp93.410.286,00.
Penurunan BPIH berakibat pada turunnya Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang mesti dibayar jamaah. Jamaah calon haji 2024 rata-rata bayar Bipih sebesar Rp56.046.171,60. Sementara rerata jamaah 2025 bakal bayar Bipih sebesar Rp55.431.750,78.
Penggunaan Nilai Manfaat yang dialokasikan dari hasil optimasi setoran awal jamaah juga turun. Rata-rata nilai faedah per orang pada 2024 sebesar Rp37.364.114,40. Tahun ini, penggunaan nilai faedah turun rata-rata per orang sebesar Rp33.978.508,01.
Turunnya biaya haji ini sesuai dengan angan Prabowo yang mau agar masyarakatmampu pergi haji dengan biaya murah tanpa mengurangi kualitas layanan.
Kendati turun, Presiden meminta agar biaya tersebut ditinjau ulang dan syukur-syukurmampu kembali diturunkan untuk penyelenggaraan berikutnya.
Dalam konteks pendidikan, Nasaruddin Umar mengenalkan konsep kurikulum berbasis cinta. Sebagai negara dengan keberagaman kepercayaan yang sangat tinggi, Indonesia memerlukan pendekatan pendidikan yang dapat memperkuat hubungan antarumat beragama.
Nasaruddin memandang bahwa pendidikan kepercayaan yang inklusif dan mengedepankan nilai toleransi sangat krusial untuk menciptakan masyarakat yang selaras dan damai.
Pendidikan berbasis toleransi yang dirancang bermaksud untuk menanamkan pemahaman bahwa perbedaan agama, suku, dan budaya adalah kekayaan bangsa yang mesti dihargai dan dipelihara.
Kurikulum berbasis cinta tidak hanya mengajarkan aspek akademik, tetapi juga menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan prinsip-prinsip kepercayaan yang mengajarkan kasih sayang, empati, dan pengertian terhadap sesama, kurikulum berbasis cinta dirancang untuk menciptakan suasana pendidikan yang lebih humanis dan penuh dengan nilai-nilai positif.
Konsep ini mengajarkan bahwa pendidikan kepercayaan tidak hanya sebatas pemahaman teori dan praktek ibadah, tetapi juga tentang membentuk karakter yang penuh cinta kasih kepada sesama manusia dan alam semesta.
Kurikulum berbasis cinta ini diharapkan dapat menjadi pondasi bagi generasi masa depan yang tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga mempunyai hati yang penuh dengan kasih sayang dan toleransi.
Dari sisi kesejahteraan guru, Sebanyak 625.481 pembimbing bimbingan Kementerian Agama dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang ditargetkan rampung dalam dua tahun.
Pendidikan Profesi Guru Kemenag pada 2025 ditargetkan untuk 269.168 guru. Sementara pada 2026, PPG Kemenag ditargetkan untuk 356.313 guru.
Rinciannya, 484.678 pembimbing madrasah, 95.367 pembimbing PAI di sekolah umum, 29.002 pembimbing kepercayaan Kristen, 11.157 pembimbing kepercayaan Katolik, 4.412 pembimbing kepercayaan Hindu, 689 pembimbing kepercayaan Buddha, dan 179 pembimbing kepercayaan Khonghucu.
Pendidikan Profesi Guru ini bukan hanya peningkatan kesejahteraan para guru, tetapi memastikan juga bahwa pembimbing yang telah dikukuhkan sebagai pembimbing ahli nantinyamampu mentransfer pengetahuan kepada para anak didiknya.
Nilai Terbaik
Menteri Agama Nasaruddin Umar dinilai berkinerja terbaik di antara jejeran Kabinet Merah Putih (KMP) pada 100 hari kerja yang didasarkan pada Hasil Evaluasi Kinerja yang dilakukan Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Jakarta.
CELIOS adalah lembaga penelitian independen yang konsentrasi pada kajian makro-ekonomi, keadilan fiskal, transisi energi, dan kebijakan publik.
Ada lima parameter yang dinilai, ialah Pencapaian Program, Kesesuaian Rencana Kebijakan dengan Kebutuhan Publik, Kualitas Kepemimpinan dan Koordinasi, Tata Kelola Anggaran, dan Komunikasi Kebijakan.
Menag memperoleh nilai mendekati 100. Selain Menag ada empat menteri lainnya yang dianggap berkinerja baik ialah Menkomdigi Meutya d, Mendikdasmen Abdul Mu'ti, Menkes Budi Gunadi Sadikikin, dan Menaker Yassierli.
Nasaruddin Umar menganggap penilaian ini menjadi cemeti pelecut semangat agar tetap istikamah membawa kebaikan untuk umat berakidah di Indonesia.
"Kita konsentrasi layani umat. Bagaimana umat merasakan kehadiran Kementerian Agama lantaran kemudahan akses atas jasa yang semakin baik dan bermutu. Ini konsentrasi yang bakal kita terus upayakan ke depan," kata Nasaruddin Umar.
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025
Most Views:
- 100 Bahasa banjar Serta Artinya yang Sering digunakan Dalam Percakapan Sehari-hari - Beritaja
- Lengkap, 20 Pantun Bahasa Banjar dan Artinya Serta Makna Yang Terkandung
- Amalan Cepat Kaya, Rejeki tak di Sangka -sangka dari Abah Guru Sekumpul dibaca tiap Hari Jumat
- 10 Tanda Baca dalam Alquran
- Lengkap A-Z, Rekomendasi Nama Nama Bayi Laki Laki Islami dan Artinya
- Lengkap! A-Z, Nama Nama Bayi Perempuan Islami dan Artinya
- Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Kalimantan Selatan