Wuhan (BERITAJA.COM) - Tim intelektual China menemukan sistem molekuler tahan dingin pada buah kiwi nan memberikan potensi untuk mengurangi kerusakan tanaman, menurut Kebun Raya Wuhan (Wuhan Botanical Garden/WBG) nan berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Stres akibat suhu dingin dapat mendorong tanaman memproduksi banyak bahan kimia nan sangat reaktif nan dikenal sebagai jenis oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS), nan mengakibatkan kerusakan oksidatif. Namun, menurut penelitian terbaru itu, jumlah ROS nan diproduksi dalam kondisi dingin dapat disesuaikan tergantung pada ada alias tidaknya gen tertentu.
Tim peneliti nan dipimpin oleh Zhong Caihong dari WBG menemukan bahwa ketiadaan gen AcePosF21 dapat mengurangi konsentrasi vitamin C pada buah kiwi, nan pada gilirannya meningkatkan produksi ROS. Vitamin C merupakan antioksidan nan berkedudukan dalam toleransi stres abiotik dan metabolisme ROS.
Gen AcePosF21 terlibat dalam aktivasi ekspresi gen AceGGP3, di mana peningkatan level ekspresi itu mendorong biosintesis vitamin C dan menetralkan jumlah ROS nan berlebih sehingga dapat mengurangi kerusakan akibat suhu dingin pada buah kiwi, menurut tim peneliti tersebut.
Temuan nan dipublikasikan secara daring di jurnal Plant Physiology itu memberikan sejumlah petunjuk nan berbobot untuk memanipulasi daya tahan buah kiwi terhadap suhu dingin, demikian .
Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023