Jakarta (BERITAJA.COM) - Sebuah jajak pendapat nan dilakukan oleh platform kesejahteraan finansial wagely, mencatat pertumbuhan signifikan terhadap penggunaan jasa earned wage access (EWA), akses penghasilan fleksibel, di kalangan pekerja perempuan.
Berdasarkan keterangan nan diterima di Jakarta, Selasa, wagely melihat ada peningkatan jumlah penarikan penghasilan sebesar 343 persen sepanjang 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Lebih dari separuh perseorangan (53 persen) nan mempunyai akses ke aplikasi wagely adalah perempuan, menandai pergeseran signifikan dalam langkah wanita mengelola dan meningkatkan kesejahteraan finansial.
Data wagely mengungkapkan bahwa pekerja wanita melakukan penarikan penghasilan dari platform ini paling sering pada hari-hari menjelang hari gajian mereka, menunjukkan faedah earned wage access bagi wanita nan memerlukan biaya sebelum gajian. Adapun tiga argumen teratas penarikan adalah untuk keadaan darurat, sembako, dan tagihan utilitas.
“Di wagely, kami memahami tantangan bayar tagihan alias pengeluaran nan tak terduga nan dihadapi wanita saat mereka kehabisan biaya sebelum hari gajian dan telah menciptakan solusi EWA untuk memberikan support finansial dan ketenangan pikiran bagi wanita nan paling membutuhkan,” ujar CEO wagely Tobias Fischer.
Berita lain dengan Judul: wagely luncurkan inisiatif "Bulan Penuh Berkah"
Kendati mengalami kemajuan, indeks inklusi finansial laki-laki tetap lebih tinggi 86,28 persen dibanding wanita 83,88 persen.
Penghasilan wanita juga tetap lebih rendah, dengan rata-rata bayaran Rp2,59 juta, serta berkontribusi Rp2,21 triliun pada total pinjaman online perseorangan nan tidak lancar dan macet per Desember 2022.
Tobias mengatakan mereka berkomitmen untuk membantu mengatasi kesenjangan kelamin dalam akses ke jasa finansial dan senang memandang wanita berkembang melalui program EWA, solusi pengganti nan lebih bertanggung jawab dan berkepanjangan nan memungkinkan pekerja mengakses sebagian dari penghasilan nan mereka peroleh sebelum hari gajian.
Secara demografi, golongan usia 18-35 tahun dengan tingkat penghasilan rendah menjadi pengguna terbesar di kalangan perempuan. Data ini menunjukkan bahwa aplikasi wagely sangat berfaedah bagi wanita nan baru memulai karir mereka dan belum mempunyai sumber penghasilan nan stabil.
Berita lain dengan Judul: Aplikasi ini memungkinkan tenaga kerja ambil penghasilan di awal
Aplikasi itu juga berfaedah bagi wanita berpenghasilan rendah nan mempunyai akses terbatas ke jasa finansial tradisional.
“Di masa lalu, banyak wanita berjuntai pada rentenir alias pinjol terlarangan dengan kembang dan biaya keterlambatan nan sangat tinggi," tambah Tobias.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini melaporkan telah menutup 4.482 platform pinjaman online terlarangan sejak 2018 hingga Januari 2023. Tindakan keras terhadap pinjaman terlarangan ini diharapkan berakibat positif pada wanita nan seringkali lebih rentan.
Dengan mengurangi paparan terhadap praktik semacam itu, wanita dapat menghindari perangkap utang dan mengelola finansial mereka secara lebih baik.
Berita lain dengan Judul: Transformasi digital finansial sorong peningkatan inklusi keuangan
Berita lain dengan Judul: Literasi dan inklusi finansial perlu dikenalkan pada mahasiswa
Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023