Sultan Dan Ketua Organisasi Pemuda Lintas Agama Tanam Pohon Di Merapi - Beritaja
Sleman (BERITAJA) - Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X berbareng para ketua umum organisasi pemuda lintas kepercayaan melakukan penanaman pohon di area lereng Gunung Merapi tepatnya di Nawang Jagad, Kaliurang, Pakembinangun, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
"Para ketua pusat organisasi pemuda ini datang di lereng Gunung Merapi atas undangan pihak Keraton Yogyakarta," kata Ketua Pelaksana RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo.
Menurut dia, aktivitas ini merupakan pertemuan berhistoris setelah 80 tahun. Pada 19 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX juga memanggil dan berjumpa para pemuda di Gedung Wilis, Kepatihan Yogyakarta untuk membahas kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan.
"Pertemuan Sri Sultan HB X dan organisasi pemuda itu berjudul 'Air untuk Masa Depan Peradaban' yang diwujudkan penanaman pohon langka seperti sawo kecik, pronojiwo, dan kepel. Ada 100 bibit pohon langka yang ditanam. Kegiatan ini diselenggarakan KHP Datu Dana Suyasa berbareng Bebadan Pangreksa Loka lembaga internal keraton," katanya.
Hadir mendampingi Sultan HB X di Nawang Jagad, GKR Mangkubumi, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo dan RM Drasthya Wironegoro.
Dari organisasi pemuda datang Ketum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketum Pemuda Kristen (Gamki) Sahat MP Sinurat, Waketum Gemabudhi (Pemuda Budha) Wiryawan, dan Wakil Ketua Wilayah Pemuda Muhammadiyah Yogyakarta Eko Priyo Agus.
Hadir juga Taprof Bidang Ideologi Lemhannas RI AM Putut Prabantoro beserta Herman Handoko, Ichwan Peryana, dan Muhammad Purnama yang merupakan mitra GP Ansor.
Baca juga: Pelaku upaya dari Skandinavia tanam pohon di Gunung Merapi
"Setelah menanam bersama, Sultan HB X kemudian membujuk para pemuda untuk obrol intim secara kekeluargaan di tempat yang sangat romantis. Tempat ini langsung berhadapan dengan Gunung Merapi," katanya.
Ia mengatakan, sebelum menanam, aktivitas dibuka dengan angan kepercayaan Budha yang dipimpin oleh Wiryawan. Sri Sultan sangat memuji gimana panitia telah mempersiapkan dengan baik.
"Biasanya, menurut Sultan HB X, yang digunakan adalah angan golongan mayoritas. Namun pada saat aktivitas itu, Sultan HB X menyatakan surprise dengan langkah yang baru tersebut," kata Gusthilantika.
Ia mengatakan bahwa inisiatif aktivitas tercetus pada pertemuan dirinya dengan tujuh ketua organisasi pemuda lintas ketaatan pada Desember 2024 di Minomartani, Sleman, Yogyakarta.
"Pertemuan itu terjadi saat organisasi pemuda lintas kepercayaan mengadakan kunjungan silaturahim menjelang Natal ke Gereja Kristen Jawa, Minomartani. Dalam sebuah perbincangan kami muncullah buahpikiran untuk mengawali tahun 2025 dengan secara simbolik menanam pohon demi ketahanan air. Maka tema aktivitas pagi ini adalah 'Air untuk Masa Depan Peradaban'," katanya.
Pada kesempatan tersebut Sri Sultan HB X mengatakan, memayu hayuning bawana mempunyai filosofi, ialah pertama, keselamatan alam semesta itu hanya dimungkinkan oleh lantaran kebijakan manusia itu sendiri. Kalau kebijakannya rusak maka hancur pula alam semesta ciptaan-Nya.
Baca juga: Lereng Gunung Merapi ditanami pohon pelaku jasa perhotelan
"Alam mesti kita selamatkan. Dalam makna jika kita mengambil manfaatnya jangan sampai kita merusaknya, mesti menjaga. Kedua, darma sifat-sifat keistimewaan itu yang memungkinkan bangsa dan negara tetap lestari, dan ketiga, keselamatan manusia hanya dimungkinkan lantaran rasa kemanusiaan," katanya.
Ia mengatakan, memayu hayuning bawana oleh UNESCO digunakan istilah sustainable development, pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Oleh lantaran itu, air, pohon, dan lingkungan mesti dijaga berbareng demi peradaban manusia," katanya.
GKR Mangkubumi mengpenghargaan aktivitas penanaman 100 pohon di Nawang Jagad itu.
Menurut dia, KHP Datu Dana Suyasa mengurusi soal tanah dan bangunan. "Di dalamnya ada instansi yang menangani urusan soal tanah. Kemudian ada yang mengurusi restorasi bangunan, juga ada yang mendata situs, pesanggrahan, dan area alias area heritage.
"Selain itu, juga ada unit yang mengurusi lingkungan," katanya.
Baca juga: Pertamina tanam 28.200 pohom di lereng Merapi
GKR Mangkubumi menginginkan lebih banyak lagi pohon yang ditanam lantaran sejak erupsi Merapi 2010 banyak sekali alur sungai yang tertutup.
"Dengan penanaman yang semakin banyak ini bakal kembali menimbulkan air. Mudah-mudahan teman-teman lintas kepercayaanmampu membujuk OKP yang lain untuk bersama-sama menanam yang lebih luas lagi," katanya.
Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: