New York (BERITAJA.COM) - Sekretaris Jenderal PBB io Guterres pada Kamis (9/3/2023) mengusulkan penguatan tanggapan internasional terhadap guncangan dunia nan kompleks melalui platform darurat.
Tanggapan dunia terhadap guncangan semacam itu seringkali berkarakter ad hoc, terfragmentasi, dan diimprovisasi. Diperlukan sistem untuk mengatasi ancaman multidimensi dengan respons multidimensi, katanya dalam presentasi ringkasan kebijakan untuk KTT Masa Depan nan dijadwalkan pada 2024.
“Keterkaitan dunia kita berfaedah bahwa guncangan nan terjadi di satu negara alias sektor dapat dengan sigap mempunyai akibat nan mengalir di tempat lain, seringkali dengan langkah nan tidak terduga. Guncangan tersebut datang kepada kita dengan kekuatan dan gelombang nan lebih besar, dengan implikasi serius bagi perdamaian dan keamanan, stabilitas ekonomi, dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Guncangan tersebut dapat mempunyai akibat nan tidak proporsional di beberapa area. Baik pandemi COVID-19 maupun krisis biaya hidup dunia menghantam nan paling miskin dan paling rentan, membikin kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan Agenda 2030 semakin jauh dari jalur, tambahnya.
Demi pendekatan nan lebih formal, dapat diprediksi, dan terstruktur, Platform Darurat bakal memanfaatkan kekuatan dan kapabilitas PBB dengan langkah nan tepat waktu dan dapat diprediksi. Itu bakal mengidentifikasi dan menyatukan tokoh pada tingkat nan sesuai untuk merespons. Itu bakal elastis dan gesit, menanggapi beragam jenis guncangan. nan terpenting, ini bakal mendorong respons dunia berasas solidaritas dan kesetaraan, dan prinsip utama untuk tidak meninggalkan siapa pun. Semua orang dan negara nan dilanda guncangan kudu mempunyai akses ke support nan mereka butuhkan, kata Guterres.
Akuntabilitas bakal dibangun ke dalam platform darurat, untuk meminta semua pihak pada komitmen konkret mereka, katanya.
Sementara keputusan bakal terus berada di tangan negara-negara anggota, Platform darurat juga bakal mencakup sektor swasta, masyarakat sipil, dan mitra non-negara lainnya dengan keahlian untuk berkontribusi dalam respons global.
Tetapi dia menjelaskan bahwa platform darurat tidak bakal menjadi entitas alias badan nan berdiri. Sebaliknya, itu bakal terdiri dari seperangkat protokol seputar mengumpulkan aktor-aktor kunci jika terjadi guncangan dunia nan kompleks, dan mengoperasionalkan respons terkoordinasi mereka.
Platform darurat tidak bakal menggantikan alias menduplikasi pekerjaan badan antar pemerintah, termasuk Dewan Keamanan. Juga tidak bakal mengganggu mandat badan unik alias sistem nan ada. Ini bakal menjadi perangkat bagi sistem multilateral untuk mendukung keputusan antar pemerintah dan melengkapi sistem nan ada, katanya.
PBB adalah satu-satunya organisasi nan dapat menyatukan semua pemangku kepentingan jika terjadi guncangan dunia nan kompleks, dan membikin mereka bekerja sama untuk hasil terbaik. Sudah waktunya untuk mengambil keputusan nan memungkinkan untuk melakukannya, kata Sekjen PBB.
Berita lain dengan Judul: Bank of America sebut resesi di Meksiko dapat terus berlanjut
Berita lain dengan Judul: Minyak jatuh ke level terendah dua minggu lantaran cemas resesi
Berita lain dengan Judul: Kenaikan dolar terhenti, info AS nan kuat redakan kekhawatiran resesi
:
Faisal Yunianto
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023