Rupiah Menguat Seiring Ketidakpastian Negosiasi As-china - Beritaja

2 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menganggap ketidakpastian soal negosiasi tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China tetap menjadi kekhawatiran pelaku pasar keuangan.

“Berita-berita menyangkal telah dimulainya pembicaraan soal tarif antara AS dan China seperti yang diklaim oleh Presiden Trump. Ini mampu memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk Rupiah,” ucapnya kepada BERITAJA di Jakarta, Selasa.

Untungnya, kata dia, indeks dolar AS juga mengalami tekanan lantaran sentimen tersebut menjadi 99,18 dari sehari sebelumnya di kisaran 99,50. Pelemahan ini disebut dapat menahan pelemahan Rupiah terhadap dolar AS.

“Pelemahan rupiah (terhadap) dolar AS mampu bersambung ke petunjuk Rp16.900, dengan potensi support di kisaran Rp16.820 hari ini,” ujar Aris.

Seperti diketahui, pada Kamis (24/4) Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan antara AS dan China sedang berjalan meski tidak menyatakan siapa yang berkompromi baik dari kedua belah pihak.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga mendukung pernyataan Trump pada Minggu (27/4), bahwa negosiasi antara AS dengan China sedang berlangsung.

Namun, pemerintah China kembali membantah adanya negosiasi dengan AS soal penerapan tarif jual beli yang ditetapkan oleh Trump.

Dalam konvensi pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun mengutarakan bahwa kedua negara mengenai tidak melakukan konsultasi alias negosiasi apapun mengenai tarif, sehingga “AS mesti berakhir menciptakan kebingungan”.

Bila AS mau berkompromi maka perbincangan dan negosiasi, kata Guo Jiakun, maka mesti didasarkan pada kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta, menguat sebesar 47 poin alias 0,28 persen menjadi Rp16.809 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.856 per dolar AS.

anda berada diakhir artikel berita dengan judul: