Risiko Cedera Yang Perlu Diwaspadai Saat Berlatih Seni Bela Diri - Beritaja

3 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Olahraga bela diri di Indonesia mempunyai banyak penggemar, dengan beragam jenis yang berfaedah untuk melindungi diri dari ancaman kejahatan. Mulai dari taekwondo, karate, pencak silat, muay thai, tinju, dan beragam jenis bela diri lainnya, semua menawarkan faedah dalam perihal pembentukan kedisiplinan dan kemandirian.

Latihan bela diri melibatkan penggunaan seluruh tubuh, yang mengharuskan peserta untuk melakukan kontak bentuk secara penuh (full body contact) dan banyak bergerak. Namun, jika latihan tidak dilakukan dengan betul dan tanpa perlindungan yang tepat, akibat cedera mampu meningkat.

Oleh lantaran itu, krusial untuk memahami risiko-risiko yang perlu diwaspadai agar latihan bela diri dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk pelatih. Berikut adalah beberapa potensi ancaman yang mesti diperhatikan saat berlatih bela diri.

Risiko yang perlu diwaspadai

1. Cedera otot

Cedera otot adalah akibat yang sering terjadi selama latihan bela diri, biasanya akibat aktivitas yang dilakukan berulang kali, pukulan, alias jatuh. Cedera otot dapat menyebabkan masalah lebih serius pada ligamen, terutama pada pergelangan kaki dan lutut.

Cedera otot yang umum meliputi strain (otot tertarik), terkilir (ligamen terkilir), dan keseleo (ligamen robek). Pukulan keras yang mengenai tulang juga mampu menyebabkan patah tulang.

2. Cedera kepala

Risiko cedera pada kepala sering kali terjadi pada latihan tinju alias boxing, lantaran pukulan biasanya diarahkan ke bagian kepala alias tubuh dibenturkan oleh lawan.

American Association of Neurological Surgeons mencatat bahwa 90% petinju mengalami cedera otak traumatis, yang dapat menyebabkan patah tulang dan kerusakan pada jaringan otak.

3. Cedera tangan

Kesalahan dalam aktivitas tangan saat berlatih bela diri dapat menyebabkan cedera pada tangan. Cedera ini dapat mengakibatkan patahnya metakarpal di bawah jari-jari tangan, biasanya akibat benturan, tekanan, alias aktivitas berulang yang dilakukan tanpa perlindungan yang tepat. Dampaknya mampu berupa keseleo (sprain), dislokasi, patah tulang, memar, dan terbatasnya aktivitas tangan.

4. Cedera mata

Cedera mata merupakan akibat yang sering terjadi pada olahraga tinju dan MMA, yang melibatkan kontak bentuk langsung. Cedera ini dapat terjadi jika tidak ada perlindungan yang memadai, meskipun dalam sesi latihan. Cedera mata mampu berupa memar, luka robek, alias kerusakan struktural yang lebih parah seperti fraktur orbital.

5. Cedera leher

Gerakan yang tidak tepat alias teknik yang salah saat berlatih bela diri, terutama yang melibatkan aktivitas memutar leher alias kontak bentuk yang keras, dapat menyebabkan cedera pada leher. Hal ini dapat mengakibatkan ketegangan otot, cedera pada tulang belakang, alias apalagi masalah serius seperti hernia diskus.

6. Cedera punggung

Punggung merupakan area yang sangat rentan terhadap cedera saat berlatih bela diri, terutama dalam gerakan-gerakan yang melibatkan elastisitas tubuh alias teknik jatuh yang tidak benar.

Cedera pada punggung mampu berupa ketegangan otot, masalah pada cakram tulang belakang, alias apalagi cedera serius pada sumsum tulang belakang.

7. Cedera tulang

Selain cedera tangan dan kepala, cedera tulang lainnya juga mampu terjadi saat berlatih bela diri, terutama akibat tumbukan keras alias jatuh. Patah tulang dapat terjadi pada bagian tubuh lain seperti kaki, jari, alias lengan jika tidak berhati-hati dalam melakukan teknik alias berlatih tanpa perlindungan yang memadai.

Selain cedera yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa jenis cedera lain yang juga perlu diwaspadai, seperti cedera pada pergelangan kaki dan lutut, cedera pinggul, serta cedera pada sistem saraf, dan tetap banyak lagi.

Karena itu, sangat krusial untuk memastikan teknik yang tepat, memakai perlindungan yang sesuai, serta berlatih di bawah pengarahan pembimbing bersertifikat sebagai langkah untuk meminimalkan akibat cedera saat berlatih bela diri.