Rektor Ipb Usul Ke Presiden Jadikan Kampus Sebagai R&d Bumn - Beritaja

1 minggu yang lalu

Untuk mendorong inovasi, mau tidak mau mesti melakukan riset. Untuk riset, maka butuh biaya riset yang tinggi. Oleh lantaran itu, tadi, Pak Presiden juga menyambut baik adanya penguatan ekosistem riset untuk mendukung kemandirian bangsa ini

Jakarta (BERITAJA) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai tempat riset dan pengembangan alias research & development (R&D) BUMN-BUMN.

Dia menjelaskan BUMN sebagai bagian dari industri perlu memanfaatkan sumber daya riset yang ada di kampus-kampus untuk berinovasi dan menciptakan terobosan-terobosan.

“Saya mengusulkan tadi agar perguruan tinggi dijadikan R&D untuk BUMN di Indonesia. BUMN untuk berkembang butuh riset, dia nggak perlu membangun R&D sendiri. Manfaatkan saja kerja sama dengan perguruan tinggi,” kata Arif Satria saat ditemui selepas pertemuan rektor-rektor perguruan tinggi se-Indonesia dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/3) malam.

Arif menyebut kerja sama untuk riset dan pengembangan antara perguruan tinggi dan BUMN belum maksimal.

“Makanya, ini perlu dorongan dari atas bahwa diperintahkan seluruh BUMN menempatkan perguruan tinggi sebagai R&D. Itu saya kira krusial sekali,” sambung dia.

Terkait usulannya itu, Arif menilai Presiden menyambut baik. Presiden, menurut Arif, juga punya kemauan memperkuat ekosistem riset, khususnya di kampus-kampus Indonesia.

“Beliau sangat senang bahwa penguatan riset ini mampu didorong. Intinya, beliau sangat optimis bahwa peningkatan biaya riset itu sesuatu yang mampu dilakukan,” kata Arif Satria.

Arif menjadi salah satu rektor yang mengutarakan gagasannya sekaligus bertanya secara langsung kepada Presiden dalam pertemuan rektor-rektor di Istana. Arif menegaskan riset butuh biaya besar, lantaran riset merupakan fondasi untuk inovasi.

“Untuk mendorong inovasi, mau tidak mau mesti melakukan riset. Untuk riset, maka butuh biaya riset yang tinggi. Oleh lantaran itu, tadi, Pak Presiden juga menyambut baik adanya penguatan ekosistem riset untuk mendukung kemandirian bangsa ini,” kata Arif Satria.

Presiden Prabowo mengumpulkan 180 lebih rektor dari beragam perguruan tinggi di Indonesia untuk berganti pikiran, diselingi dengan aktivitas buka puasa bersama. Prabowo mengawali aktivitas dengan mengutarakan visi dan gagasannya, sekaligus rencana-rencananya, baik yang telah melangkah maupun yang bakal diwujudkan ke depan.

Presiden, dalam pertemuan yang sama, juga mengutarakan sikapnya terhadap beberapa isu, diantaranya mengenai komitmen memberantas korupsi, dan menghentikan kebocoran anggaran.

Presiden, sebagaimana disampaikan oleh Arif Satria, juga berpesan kepada para rektor untuk membangun kepercayaan diri sebagai bangsa Indonesia.

“Itu yang paling pokok. Kita sebagai bangsa besar. Kita bangsa yang mempunyai potensi yang sangat besar, yang mesti betul-betul dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi, inti poinnya menurut saya lebih banyak pada gimana membangun kepercayaan diri,” kata Rektor IPB membagikan salah satu pesan Presiden kepada para rektor.

Dalam waktu 1 jam lebih, Presiden berbincang di hadapan para rektor, kemudian, Presiden membuka sesi tanya jawab yang berjalan juga selama kurang lebih 1 jam lebih.

Dalam pertemuan itu, Presiden turut didampingi oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof. Brian Yuliarto, dan Wakil Mendiktisaintek Prof. Stella Christie.