Psikolog: Jaga Kesehatan Mental Dengan Keseimbangan Porsi Kerja - Beritaja

Jakarta (BERITAJA) - Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali Nena Mawar Sari mengatakan pekerja dapat menjaga kesehatan mental dengan mulai memberikan keseimbangan dalam porsi kerja, menjaga batas hingga membentuk pola hidup yang harmonis.

“Dengan memberikan keseimbangan dalam porsi, jadi jam kerjanya, hubungan dengan keluarga, gimana pola hidupnya satu kesatuan yang harmonis,” kata Nena saat dihubungi BERITAJA dari Jakarta, Jumat.

Sosok yang juga praktik di Klinik Bali Psikologi ini menambahkan bagi perusahaan-perusahaan juga dapat mulai memperhatikan mental pekerja dengan menghadirkan aktivitas sharing session dengan mengundang psikolog sebagai support terhadap para pekerja.

Baca juga: Psikolog ungkap mental yang tidak sehat pengaruhi kesehatan fisik

Baca juga: Tak selalu buruk, stres dan resah mampujadi baik untuk Anda

Dirinya berambisi budaya-budaya kerja yang mempunyai tekanan pekerjaan tertentu hingga lingkungan yang tidak kondusif mampumenjadi perhatian bagi manajemen perusahaan.

Sementara dari sisi perseorangan pekerja, untuk menjaga kesehatan mental dapat mulai dengan menghadirkan batasan-batasan dengan rekan, ataupun pemimpin kerja. “Relasi kita dengan orang-orang yang berpotensi mengakibatkan kita stres juga perlu diatur, jadi bersikap asertif alias berani mengatakan tidak tanpa rasa bersalah perlu dilakukan oleh setiap karyawan,” kata dia.

Menurutnya, dengan berani menolak merupakan upaya seseorang untuk mulai mendengarkan kapabilitas tubuh dan pikiran. “Jadi kan ada tuh orang yang tipe-tipe people pleasure, kemudian tipe-tipe yang takut dan kemudian dia nggak beranimenyampaikan pendapat. Nah itu biasanya rentan mengalami stres lantaran dia nggak mampumengatur kapabilitas dia dengan tugas-tugas yang diberikan,” jelasnya lagi.

Baca juga: Curhat hingga terapi tegang listrik untuk tangani depresi

Baca juga: Cara mendorong hormon senang di otak secara alami

Pihaknya pun menyarankan agar dapat belajar melakukan jarak alias relaksasi, meditasi agar mampumendengarkan sirine alias pesan-pesan yang diberikan kepada tubuh kita, contohnya jika sudah pegal-pegal maka dapat rehat makan siang alias dengan mendengarkan musik kesukaan.

Ia juga menyarankan, jika seseorang tidak kapabilitas untuk mendengarkan curahan hati dari rekan, maka perlu juga memikirkan untuk tidak memaksakan diri untuk mendengarnya, terlebih jika memang keadaan mental sedang tidak stabil.

“Jadi jangan hanya stres kerja saja yang difokuskan tapi juga gimana seseorang itu mampumenjaga boundaries,” pungkasnya.

Baca juga: Kenali indikasi depresi

Baca juga: Manajemen waktu, kunci kebahagiaan ibu rumah tangga

Baca juga: Cara efektif mengatasi masalah dalam hidup yang mampuAnda lakukan

Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025