Perpusnas-kemendikdasmen Sepakat Kawal Penyediaan Buku Di Masyarakat - Beritaja

2 bulan yang lalu

Rencana redistribusi kitab milik Perpusnas ke perpustakaan wilayah lebih lanjut bakal dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga lain agar tidak bermasalah

Jakarta (BERITAJA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sepakat untuk mengawal penyediaan kitab untuk jalur sekolah dan bukan sekolah ialah perpustakaan desa hingga taman referensi masyarakat.

“Penyediaan kitab ini bakal melibatkan lembaga lain, termasuk corporate social responsibility (CSR) yang bakal diupayakan agar betul-betul menjadi kenyataan,” ujar Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2025 di Jakarta, Rabu.

Pria yang akrabdipanggil Amin ini menekankan bakal memberikan porsi antara peran TBM dan pegiat literasi lain agar menjadi optimal. Pelaksanaan Relawan Literasi Masyarakat (Rel Lima) bakal dimulai dengan beberapa program percontohan.

Selain itu, rencana redistribusi kitab milik Perpusnas ke perpustakaan wilayah lebih lanjut bakal dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga lain agar tidak bermasalah.

"Koordinasi bakal dilakukan dengan Kemenko PMK, Kementerian Desa, Kementerian Dikdasmen mengenai rencana tindakan untuk program-program yang diusung bersama. Urusan anggaran yang sangat menjadi kekhawatiran kita itu, justru mesti menjadi pemicu,” jelas Amin lagi.

Poin lainnya dalam Rakornas tersebut ialah mengenai instrumen legalisasi lembaga pendidikan seperti PAUD, pendidikan dasar, dan menengah perlu dilakukan perbaikan dengan melibatkan perpustakaan di dalamnya.

Rakornas Bidang Perpustakaan 2025 mengusung tema "Sinergi Membangun Budaya Baca dan Kecakapan Literasi untuk Negeri" yang diselenggarakan pada 4 hingga 5 Februari 2025. Rakornas tersebut juga menghadirkan semboyan baru ialah “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa”.

Terdapat 17 rekomendasi dihasilkan dari sesi obrolan golongan yang dibagi ke dalam empat subtema ialah model jasa prima perpustakaan untuk mendukung budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, merancang program penguatan budaya membaca dan kecakapan literasi, pemanfaatan warisan budaya untuk penguatan budaya membaca dan kecakapan literasi, serta model penguatan kerja sama kelembagaan untuk mendukung pembuatan budaya membaca dan kecakapan literasi.

Terkait efisiensi anggaran di lembaga pemerintah pada 2025, Kepala Perpusnas menilai perihal ini semestinya tidak menjadi hambatan. Menurutnya, perpustakaan tetap dapat mengerjakan program dan kegiatannya.

"Prinsipnya jika tidak mampumelakukan semuanya, jangan menggagalkan semua. Lakukan apa yang kita bisa," tegas dia.

anda berada diakhir artikel berita dengan judul: