Busan (BERITAJA.COM) - Korea Selatan menegaskan bahwa mereka tidak mempunyai rencana untuk mendapatkan senjata nuklir dan bakal berjuntai pada pencegahan Korea Utara nan diperpanjang dalam aliansi dengan Amerika Serikat (AS), kata Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo, Selasa (7/3).
"Dari perspektif pandang untuk mencegah provokasi nan tidak masuk logika dari pihak Korea Utara, kami perlu bekerja lebih dekat dengan AS dalam perihal perencanaan berbareng alias semacam operasi dan penerapan bersama," katanya dalam sebuah pertemuan dengan wartawan asing di kota Busan, seperti nan disampaikan koresponden Sputnik nan datang dalam pertemuan tersebut.
"Kami memerlukan pencegahan nan lebih kuat, termasuk dengan senjata nuklir. Oleh lantaran itu, kami tidak mempunyai rencana nan solid untuk memperoleh senjata nuklir dalam jangka waktu berapa pun."
Duck-soo menambahkan bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol tidak berbincang soal Korea Selatan memperoleh senjata nuklir ketika dia berbincang tentang perlunya kerja sama nan lebih erat antara Seoul dan Washington mengenai rencana untuk menggunakan kekuatan nuklir AS.
Seoul bakal terus melakukan latihan miiter berbareng dengan Washington meski ada reaksi dari Pyongyang, katanya.
"Kami bakal melanjutkan latihan berbareng dan terus memperkuat keahlian pencegahan kami terlepas dari apa nan dilakukan Korea Utara alias gimana reaksi mereka terhadap tindakan kami untuk memihak diri," kata Duck-soo, seraya menambahkan bahwa Seoul tidak bakal berdiskusi dalam masalah ini.
Dia mengakui bahwa latihan berbareng pasti bakal membikin Pyongyang "gugup", namun menambahkan bahwa ini tidak bisa menjadi argumen untuk mencegah Seoul memperkuat aliansi dengan Washington, nan bermaksud untuk menghalangi "provokasi" Korea Utara.
Perdana menteri itu juga mengatakan bahwa Seoul tidak mempertimbangkan pasokan senjata mematikan ke Ukraina.
"Sampai saat ini, kami tidak mempertimbangkan untuk mengirim senjata mematikan ke Ukraina. Kami bakal memberikan support kemanusiaan, dan kami bakal terlibat dalam rekonstruksi Ukraina ketika waktunya tiba. Dan kami mendukung sektor kelistrikan Ukraina dengan menyediakannya beberapa peralatan," kata Duck-soo.
Seoul telah berjanji untuk memberikan $130 juta (sekitar Rp2 triliun) support kemanusiaan ke Kiev pada tahun 2023. Tahun lalu, support Korea Selatan ke Ukraina berjumlah $100 juta (sekitar Rp1,5 triliun)
Duta Besar Ukraina untuk Korea Selatan Dmytro Ponomarenko menegaskan kembali pada akhir Februari bahwa Kiev berambisi Seoul bakal menemukan langkah untuk mengirim senjata ke Ukraina nan dilanda bentrok tanpa penundaan untuk meningkatkan keahlian "serangan balasan".
Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan kepada media Korea Selatan pada bulan Februari bahwa negosiasi antara Ukraina dan Korea Selatan mengenai pengiriman senjata ke Kiev sudah berlangsung.
Seorang ahli bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada 27 Februari bahwa Seoul tidak bakal menarik kembali penolakan untuk memasok senjata ke Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, nan mengunjungi Seoul pada 29-30 Februari, meminta Korea Selatan untuk mengikuti contoh Jerman, Swedia, dan negara lain dalam memberikan support militer ke Ukraina.
Sumber: SPUTNIK-OANA
Berita lain dengan Judul: Korut: Latihan militer campuran AS-Korsel bikin situasi memanas
Berita lain dengan Judul: AS kerahkan bomber pembawa nuklir B-52 saat latihan campuran di Korsel
Berita lain dengan Judul: Korut kecam latihan militer campuran AS-Korsel, ancam bakal balas
:
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023