Pelapor Pbb Sebut Rencana Trump Terhadap Jalur Gaza "tak Bermoral" - Beritaja

2 bulan yang lalu

Kopenhagen (BERITAJA) - Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk merelokasi penduduk Palestina ke luar Jalur Gaza dan agar AS menguasai wilayah tersebut merupakan wacana yang "tak bermoral", ucap Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina.

Pelapor Khusus PBB ncesca Albanese, dalam konvensi pers di Kopenhagen, Denmark, pada Rabu, mengecam rencana tersebut yang justru dapat memperburuk bentrok kawasan.

"(Rencana tersebut) melanggar hukum, tak bermoral, dan betul-betul tak bertanggung jawab ... apa yang dia usulkan betul-betul tak masuk akal," kata Albanese.

Wacana Trump tersebut, kata dia, merupakan provokasi "untuk melakukan pengusiran paksa yang merupakan sebuah kejahatan internasional."

Albanese kemudian mendesak organisasi internasional yang terdiri dari 193 negara berdaulat untuk bertindak lebih tegas dengan "memberi apa yang AS inginkan -- isolasi."

Ia pun menepis dugaan bahwa insentif ekonomi dapat menjadi jawaban terhadap bentrok di Timur Tengah yang berlarut-larut.

"Sudah sangat lama organisasi internasional menangani rumor Palestina sebagai perihal yang mampudiselesaikan dengan pembangunan, insentif ekonomi, dan support kemanusiaan," kata dia.

Meskipun mengakui pentingnya pembangunan ekonomi, pelapor unik PBB itu menegaskan bahwa hak-hak dasar rakyat Palestina tak boleh sampai dikorbankan.

"Perdamaian dengan pembangunan ekonomi hanyalah angan untukkalahdan tidak bakal bermanfaat," ucap Albanese.

"Satu-satunya langkah menghentikan kekerasan adalah untuk memberi kesempatan bagi perdamaian dengan kebebasan," kata dia, menegaskan.

Presiden Trump pada Selasa menyatakan bahwa "AS bakal mengambil alih Jalur Gaza" usai sebelumnya mengusulkan relokasi permanen rakyat Palestina ke wilayah lain.

Dalam konvensi pers berbareng ketua otoritas Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengatakan AS bakal menguasai Gaza dan "melucuti semua peledak aktif rawan dan senjata-senjata lainnya, meratakan wilayah itu, dan membersihkan gedung-gedung yang hancur".

AS juga bakal mengembangkan ekonomi Gaza yang bakal "menyediakan lapangan kerja tak terbatas dan perumahan warga", kata dia.

Trump mengatakan bahwa usai merelokasi penduduk Palestina ke luar Gaza, AS bakal melakukan pembangunan ulang Gaza yang dia klaim dapat menjadikan wilayah kantong tersebut sebagai "Riviera di Timur Tengah".

Usulan Trump tersebut pun dikecam luas oleh pemimpin sejumlah negara, termasuk Turki, Yordania, dan Mesir, serta negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman.

Sumber: Anadolu

anda berada diakhir artikel berita dengan judul: