Trending

Pbnu-kemendukbangga Kolaborasi Perkuat Fondasi Bangsa Lewat Keluarga - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja-sama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN untuk memperkuat fondasi bangsa lewat keluarga.

Sekretaris Tim Materi Kongres Keluarga Maslahat NU Alissa Wahid saat audiensi berbareng Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji pada Jumat (24/1) mengenalkan konsep maslahah nahdiyah ialah family yang diibaratkan seperti bangunan.

“Konsep maslahah nahdiyah itu family seumpama bangunan, fondasinya mesti kuat, semakin dalam pilar-pilar mesti semakin kuat, fondasinya itu muadalah, muamalah, dan mizan," kata Alissa dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan, pilar berpikir dalam konsep maslahah nahdiyah ialah berpasangan lantaran adil, tidak hanya kepada salah satu tetapi mesti saling antara suami dan istri.

"Untuk mengembalikan perkawinan itu komitmen yang sangat suci lantaran kita memandang kok orang mudah sekali bercerai? Tidak menghargai pilar saling bertindak baik. Padahal, jika pilar itu ada, kekerasanmampu dicegah, kemudian musyawpetunjuk, baru atapnya itu kemaslahatanmampu duduk," ujar dia.

Baca juga: PBNU gelar Kongres Keluarga Maslahat, rumuskan strategi untuk keluarga

Menurut dia, ketika tembok dan pilar sudah kuat, maka bakal tercipta family yang sakinah, mawadah, wpetunjukmah (tenteram, kasih, dan sayang).

"Persis seperti parameter family sejahtera, seperti tenteram itu kan suasana di dalam rumah, jadi family maslahah itu family senang dan membahagiakan. Jadi ini nyambung sekali," tuturnya.

Sementara itu, Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji menjelaskan bahwa Kemendukbangga mempunyai amanah untuk menyeimbangkan nomor kelahiran total alias total fertility rate (TFR).

"Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ini mempunyai dua amanah, ialah kependudukan dan pembangunan keluarga. Urusan masyarakat ini perangkat ukurnya adalah TFR, keseimbangan antara nomor maternity (kelahiran) dan mortality (kematian)," ucap Wihaji.

Baca juga: Kemenag sebut family maslahah cita-cita hidup kaum muslimin

Kemudian, di bagian pembangunan keluarga, dia mengemukakan bahwa perangkat ukurnya adalah manusia dan family yang berkualitas.

"Ada tiga parameter dari pembangunan keluarga. Keluarga dapat dikatakan sejahtera dan berbobot andaikan tenteram, mandiri, dan bahagia," ujar dia.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan dan Pembangunan Keluarga, disebutkan bahwa family berbobot adalah family yang dibentuk berasas perkawinan sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, mempunyai jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, selaras dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Berdasarkan info dari pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK)-21 tahun 2022, jumlah family di Indonesia sebanyak 70.759.056 keluarga.

Baca juga: Program Keluarga Maslahat PBNU-Kemenag bergulir di 437 desa Yogyakarta

Dalam audiensi tersebut, PBNU juga mengundang Mendukbangga untuk datang dalam Kongres Keluarga Nahdlatul Ulama (NU) yang bakal dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2025, selain itu, juga dilakukan penandatanganan kesepahaman antara Kemendukbangga/BKKBN dengan PBNU.


Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!