Hamilton (BERITAJA) - PBB pada Selasa (28/1) melaporkan demonstrasi yang diwarnai kekerasan di Republik Demokratik Kongo (DRC), di mana para pengunjuk rasa menyasar kantor-kantor organisasi PBB, kedutaan, dan letak lain di ibu kota Kinshasa.
“Demonstran membakar area di luar instansi PBB, baik yang mengenai dengan penjaga perdamaian alias sejumlah badan PBB lainnya, serta menargetkan beberapa kedutaan. Penjpetunjukan juga telah dilaporkan terjadi di Kinshasa," kata Juru bicara PBB, Stephane Dujarric dalam konvensi pers.
Dujarric menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal io Guterres berbincang melalui dua panggilan telepon terpisah, satu dengan Presiden Felix Tshisekedi dari Republik Demokratik Kongo, dan satu lagi dengan Presiden Paul Kagame dari Rwanda.
"Jelas, mereka membahas situasi yang sedang berjalan di bagian timur Republik Demokratik Kongo dalam pembicaraannya dengan Presiden Kagame, ada juga penekanan unik pada perlindungan penduduk sipil di wilayah tersebut," kata Dujarric.
Ketika ditanya tentang hasil percakapan itu, Dujarric mengatakan penyelesaian krisis bakal memerlukan waktu dan komitmen terhadap solusi politik.
"Krisis di bagian timur Kongo telah berjalan selama beberapa dekade. Ini tidak bakalmampu diselesaikan dalam 24 jam," tambahnya.
Mengutip Proses Luanda sebagai kerangka kerja yang menjanjikan, dia mengatakan: "Ada beragam proses yang telah kita lihat, terutama Proses Luanda yang telah menunjukkan kemajuan. Kami mau memandang para pihak berkomitmen kembali pada proses itu."
Dibentuk pada tahun 2022, Proses Luanda bermaksud untuk meredakan ketegangan dan menemukan perdamaian kekal antara DRC dan Rwanda.
Menekankan bahwa PBB sedang berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk mengelola situasi, dia menambahkan: "Kami juga berasosiasi dengan otoritas Prancis, yang juga telah melakukan kontak dengan beragam pihak terkait."
"Siapa pun yang dapat membantu, kami menyambut support segera apapun,” ucapnya ketika ditanya tentang angan PBB terhadap Prancis dalam situasi tersebut.
"Meskipun, seperti yang saya katakan, ada proses politik yang sudah sangat mapan, ialah Proses Luanda. Kami mau para pihak kembali berkomitmen pada proses itu, dan upaya dari negara-negara di area maupun sekitarnya mesti mendorong ke petunjuk tersebut," tambahnya.
Sebelumnya, pada Senin, golongan pemberontak M23, yang diduga didukung oleh Rwanda, mengeklaim telah menguasai kota Goma di bagian timur, sementara pemerintah Kinshasa mengeklaim adanya kehadiran pasukan Rwanda.
Sejauh ini, setidaknya 25 orang telah tewas di Goma dan sembilan lainnya di Rwanda. Ratusan orang terluka dalam bentrok yang tetap berlangsung.
Warga setempat mengatakan bahwa baik pasukan pemerintah maupun pemberontak menguasai sebagian kota yang berpenduduk 3 juta jiwa tersebut, termasuk para pengungsi dari wilayah setempat.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Presiden Afsel-Rwanda telaah krisis di RD Kongo
Baca juga: Lebih dari 500.000 penduduk mengungsi di Kongo akibat pemberontakan M23
Baca juga: Penjaga perdamaian PBB serukan penghentian permusuhan di Kongo
:
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025
Most Views:
- 100 Bahasa banjar Serta Artinya yang Sering digunakan Dalam Percakapan Sehari-hari - Beritaja
- Lengkap, 20 Pantun Bahasa Banjar dan Artinya Serta Makna Yang Terkandung
- Amalan Cepat Kaya, Rejeki tak di Sangka -sangka dari Abah Guru Sekumpul dibaca tiap Hari Jumat
- 10 Tanda Baca dalam Alquran
- Lengkap A-Z, Rekomendasi Nama Nama Bayi Laki Laki Islami dan Artinya
- Lengkap! A-Z, Nama Nama Bayi Perempuan Islami dan Artinya
- Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Kalimantan Selatan