Trending

Parlemen Mesir Tolak Rencana Relokasi Warga Palestina Dari Jalur Gaza - Beritaja

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Kairo (BERITAJA) - Parlemen Mesir, Senin (27/1), kembali menegaskan penolakannya terhadap segala rencana yang bermaksud untuk merelokasi rakyat Palestina dari tanah mereka.

Parlemen Mesir juga memperingatkan bahwa tindakan semacam itu menimbulkan "ancaman serius" bagi keamanan dan stabilitas kawasan.

"Kita tidakmampu mengabaikan ancaman besar yang ditimbulkan oleh usul-usul yang beredar mengenai relokasi rakyat Palestina dari tanah mereka," kata Ketua Parlemen Mesir Hanafi Gebali dalam sebuah sesi parlemen.

"Ide-ide semacam itu sepenuhnya mengabaikan kebenaran bahwa masalah Palestina bukan sekadar persoalan masyarakat alias sengketa geografis, tetapi perjuangan sebuah bangsa untuk mendapatkan hak-hak sah dan historis mereka."

"Semua pihak mesti menyadari bahwa rakyat Palestina bukan sekadar golongan yang mencari tempat perlindungan. Mereka adalah bangsa dengan sejpetunjuk yang kaya, tanah yang suci, dan hak-hak yang tak dapat dihapus oleh waktu," kata Gebali.

"Mereka tidak bakal pernah menyerahkan hak-hak tersebut, demikian pula bangsa Arab yang mendukung mereka," kata Gebali menegaskan.

Ketua Parlemen Mesir memperingatkan bahwa setiap usulan yang mengesampingkan hak-hak rakyat Palestina "menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan dan stabilitas kawasan."

"Satu-satunya solusi untuk mewujudkan perdamaian kekal adalah dengan menerapkan solusi dua negara yang menjamin rakyat Palestina dapat mendirikan negara merdeka mereka sesuai perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sembari juga memastikan keamanan dan stabilitas seluruh kawasan."

"Mesir, yang telah menabur benih-benih perdamaian di area itu selama bertahun-tahun, menegaskan kembali hari ini bahwa kami bakal terus memihak hak-hak rakyat Palestina dan dengan tegas menolak segala upaya melikuidasi masalah Palestina alias melanggar hak-hak bangsa yang besar itu," ujarnya.

Akhir pekan lampau (25/1), Presiden AS Donald Trump menyampaikan seruan untuk "membersihkan" Gaza dan memukimkan ulang penduduk Palestina ke Mesir dan Yordania, dengan menggambarkan wilayah kantong Palestina tersebut sebagai "lokasi yang telah hancur total" akibat perang genosida Israel.

Mesir, Yordania, Liga Arab, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengeluarkan pernyataan yang dengan tegas menolak seruan apapun untuk pengusiran alias pemindahan rakyat Palestina dari tanah mereka.

Usul Trump itu muncul sepekan setelah kesepakatan gencatan senjata diberlakukan di Gaza pada 19 Januari 2025.

Baca juga: Inggris tolak usul Trump relokasi penduduk Gaza ke Yordania dan Mesir

Gencatan senjata itu menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.300 penduduk Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.

Kekejaman Israel tersebut juga menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, kehancuran luas dan krisis kemanusiaan yang mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk para lansia dan anak-anak.

Kehancuran Gaza itu dicatat sebagai salah satu musibah kemanusiaan terburuk di dunia.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lampau terhadap Pemimpin Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan otoritas pertahanan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang mereka di wilayah tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Jerman tolak usul Trump relokasi penduduk Palestina ke negara tetangga

:
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!