Timika (BERITAJA) - Pada Senin, 16 Desember 2024, anak-anak di Kota Jayapura, Papua, terlihat lahap menikmati papeda labu. Mereka menikmati sajian pangan lokal pada aktivitas yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Jayapura.
Setiap suapan papeda labu seolah membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Tekstur papeda yang kenyal dan lembut di mulut memberikan sensasi yang menyenangkan, sementara rasa labu yang manis dan gurih memanjakan lidah mereka.
Di sela itu, mereka saling berbual dan tertawa, sehingga menciptakan suasana yang hangat dan penuh keakraban. Bagi mereka, papeda labu bukan sekadar makanan, tetapi juga menjadi simbol sekaligus arena untuk membangun kebersamaan dan kebahagiaan.
Indonesia memang terkenal dengan ragam kuliner yang kaya, termasuk dari sisi rempah alias jenis bumbu. Keragaman rasa, mulai dari pedas, asin, gurih, hingga manis, ditambah aroma rempah-rempah adalah warna dari kekayaan masakan Indonesia.
Dengan keragaman itu, maka pemerintah terus mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal, sesuai dengan potensi dan sumber daya dan kearifan lokal, sehingga menjadi pengganti sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Dengan kondisi alam yang luas dan subur, maka potensi pemanfaatan pangan lokal di negara kita sangat terbuka luas, termasuk untuk penyediaan pangan keluarga, tidak terkecuali untuk perbaikan gizi balita agar tidak mengalami stunting.
Salah satu wilayah di Tanah Air yang terkenal dengan kuliner beragam adalah Papua. Menu lokal Papua tergantung wilayah masing-masing, namun pada umumnya makanan unik Bumi Cenderawasih ini terbuat dari sagu, betatas (sejenis ubi jalar), dan singkong.
Dari sumber pangan lokal itu, kuliner unik Papua yang paling terkenal adalah papeda. Makanan unik provinsi paling timur Indonesia itu biasanya dibuat dari tepung sagu yang mempunyai tekstur kenyal dan lengket.
Dari makanan jenis papeda, ada satu menu lokal Papua yang berasal dari Kepulauan Ambai, Kabupeten Kepulauan Yapen, ialah papeda labu alias dalam bahasa masyarakat setempat disebut "Kubaru".
Sebelumnya bagi sebagian masyarakat di Papua nama papeda labu alias "Kubaru" mungkin terasa asing di telinga lantaran menu unik masyarakat Kepulauan Ambai tersebut baru diketahui setelah diperkenalkan oleh Merrit Waromi, melalui media sosial berbasis video.
Merrit Waromi merupakan seorang konten pembuat yang konsentrasi pada pemanfaatan pangan lokal Papua. Sejak 2017 dia sudah mulai membikin konten video "Mace Papua".
Awal kesukaan Merrit membikin konten video lantaran sering kali menonton konten pembuat lain yang suka memasak, sehingga dia merasa mau membikin satu konten yang hanya berfokus pada menu dari lokal Papua.
Papeda labu semakin dikenal masyarakat di Tanah Papua lantaran wanita kelahiran Jayapura, 26 April 1993, ini bekerja-sama dengan salah satu influencer yang juga dari Papua, ialah Jeny Karay. Kini, papeda labu menjadi salah satu menu wajib bagi setiap visitor pada salah satu restoran dan menu tambahan bagi lansia di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Jeny Karay mengatakan konten papeda labu ini betul-betul memberikan akibat positif bagi masyarakat. Lebih dari pada itu juga bakal berakibat kepada generasi muda untuk mengonsumsi pangan lokal.
Dalam upaya mencegah stunting di Papua melalui pangan lokal, dirasa perlu adanya kerjasama antara pemerintah wilayah berbareng influencer dalam menciptakan menu alias membahas program yang memanfaatkan pangan lokal.
Sebagai penduduk Papua, dia juga terus berupaya memberikan akibat positif kepada generasi muda melalui konten yang berfaedah dan kreatif. Karena itu, Karay mesti berbincang mengenai akibat dari pemanfaatan pangan lokal, khususnya bagi generasi muda.
Kampanye stunting
Kreativitas penduduk dalam mengolah pangan lokal, ialah sagu dan labu menjadi menu papeda labu, kemudian disebarluaskan kepada masyarakat lewat media sosial, mendapat perhatian dari Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Papua.
Kini, menu unik masyarakat Kepulauan Ambai itu menjadi salah satu bahan kampanye stunting dari BKKBN di empat provinsi, ialah Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.
Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan/BKKBN Papua Sarles Brabar mengatakan mengonsumsi papeda labu sudah dilakukan secara rutin di Kabupaten Waropen sejak 2024, kemudian saat ini juga dikembangkan di kabupaten lain di Papua.
Bagi BKKN, papeda labu sudah terbukti mengandung gizi yang baik untuk meningkatkan berat badan balita dan bagi ibu mengandung yang mengalami kekurangan daya kronis (KEK). Selain itu, menu tersebut juga sekarang menjadi pujaan bagi anak-anak di Kabupaten Waropen, terutama dalam meningkatkan gizi mereka.
BKKBN Papua, saat ini sudah menjalankan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan papeda labu masuk dalam salah satu menu program prioritas BKKBN dalam upaya menurunkan kasus stunting.
Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dilakukan di Papua,mampu juga memanfaatkan pangan lokal lantaran mempunyai nilai gizi yang baik bagi balita, seperti papeda labu.
Pada 2025, BKKBN Papua terus mendorong agar pangan lokal di wilayah inimampu diolah secara baik. Selain mudah mendapatkan sumber pangan lokal juga memberikan akibat ekonomi bagi para pelaku upaya mikro, mini dan menengah (UMKM) setempat.
BKKBN Papua juga terus menyosialisasikan pemanfaatan pangan lokal untuk diolah menjadi makanan bergizi sebagai upaya pencegahan stunting di wilayah itu.
Dengan demikian, maka pemanfaatan pangan lokal inimampu diterapkan, tidak hanya di Kabupaten Waropen, tetapi juga di Mamberamo Tengah dan Merauke (Papua Selatan).
Hal yang tetap menjadi perhatian mengenai stunting di Papua adalah sosialisasi lima tematik stunting, ialah penyediaan info family berisiko stunting, pendampingan family berisiko stunting, pendampingan calon pengantin, audit kasus stunting dan mini lokakarya.
Dengan memanfaatkan bahan dasar labu untuk diolah menjadi papeda, maka tetap terbuka kesempatan lebih banyak lagi untuk membikin makanan unik di wilayah itu dari bahasa dasar lainnya yang potensinya sangat besar. Semua komponen perlu terlibat dalam berinovasi di bagian makanan ini untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik.
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025
Most Views:
- 100 Bahasa banjar Serta Artinya yang Sering digunakan Dalam Percakapan Sehari-hari - Beritaja
- Lengkap, 20 Pantun Bahasa Banjar dan Artinya Serta Makna Yang Terkandung
- Lengkap 10 Resep Soto Banjar Terlezat – Asli, Kuah Santan, Hingga Kuah Susu Khas Kalimantan Selatan
- Keunikan Budaya Adat Banjar dan Tradisi Turun Temurun yang Khas
- Asal Usul Suku Banjar dan Bahasa Yang Digunakan
- Amalan Cepat Kaya, Rejeki tak di Sangka -sangka dari Abah Guru Sekumpul dibaca tiap Hari Jumat
- 10 Tanda Baca dalam Alquran
- Lengkap A-Z, Rekomendasi Nama Nama Bayi Laki Laki Islami dan Artinya
- Lengkap! A-Z, Nama Nama Bayi Perempuan Islami dan Artinya
- Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Kalimantan Selatan
- Prakiraan Cuaca Besok Pagi di Kalimantan Selatan,Banjarmasin,Banjarbaru dan Kabupaten Lainnya