Mui: Pemantauan Siaran Ramadhan Sasar Media Sosial - Beritaja

2 bulan yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Infokom, Asrori S. Karni mengatakan pemantauan siaran Ramadhan 1446 Hijriah cakupannya tidak hanya televisi, tetapi diperluas ke media sosial (medsos).

"Nanti kriteria media sosial dan gimana sistem pemantauannya sedang dimatangkan oleh Pokja Media Watch Komisi Infokom. Itu dari sisi objek yang dipantau," kata Asrori di Jakarta, Rabu.

Asrori mengutarakan pemantauan siaran Ramadhan 1446 H bakal melibatkan MUI wilayah dan beberapa kampus UIN sebagai tim pemantau Siaran Ramadhan.

Menurut dia, media sosial mempunyai pengaruh yang semakin kuat dalam amplifikasi narasi keagamaan, termasuk siaran Ramadhan.

"Kita bakal perluas kerjasama pemantauan ini dengan MUI provinsi dan beberapa perguruan tinggi UIN sebagai tindak lanjut Infokom Go to Campus beberapa waktu lalu. Jadi civitas perguruan tinggi kita libatkan yang objeknya diperluas dari sisi pemantau," kata dia.

Ia menekankan pemantauan ini dilakukan agar siaran Ramadhan mampu alim terhadap regulator, ialah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Selain itu, siaran Ramadhan juga alim terhadap beberapa fatwa yang dikeluarkan oleh MUI.

Fatwa tersebut, antara lain bermuamalah di media sosial, antipornografi, narasi publik sehat yang antikebencian dan fitnah, yang sudah MUI rumuskan ke dalam standar pantauan.

"Para pemantau tinggal memandang gimana isi siaran itu. Sejalan dengan standar tadi alias tidak," kata dia.

Selain itu, dalam pemantauan siaran Ramadhan, MUI memotivasi dan membangkitkan moral industri televisi di era disrupsi alias digital ini yang sebagian mengalami tantangan yang berat.

"Ada yang sebagian menutup upaya alias mengurangi volume tenaga kerja. Nah ini, MUI berempati, lantaran MUI sadar bahwa mereka adalah mitra MUI dalam literasi publik, termasuk literasi keagamaan publik," ujarnya.

anda berada diakhir artikel berita dengan judul: