Trending

Muhaimin: Alumni Ponpes Ujung Tombak Perjuangan Aswaja, Nu, Dan Islam - Beritaja

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa alumni pondok pesantren (ponpes) merupakan ujung tombak perjuangan ahlusunah waljamaah (aswaja), Nahdlatul Ulama (NU), dan Islam.

"Alumni pondok pesantren, khususnya alumni Himasal, banget sangat luar biasa menjadi bagian ujung tombak dari perjuangan aswaja, perjuangan NU, perjuangan Islam. Tugas utama alumni tentu mendorong agar umat Islam, khususnya penduduk aswaja mampumenjadi subjek bukan objek," kata dia sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Minggu.

Cak Imin, sapaan akrabnya,mengutarakan perihal itu saat penutupan Musyawpetunjuk Nasional (Munas) Himasal (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) V dan Lembaga Ittihadul Mubalighin Aly (LIM) II di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (8/2).

Di hadapan ribuan personil Himasal, Menteri Koordinator bagian Pemberdayaan Masyarakat itu jugamengutarakan pesan Presiden Prabowo Subianto bahwa 50 orang terkaya di Indonesia menguasai 75 persen total aset bangsa, tetapi 50 persen dari total masyarakat Indonesia tidak mempunyai aset dan tidak mampu.

"Itu kondisi Indonesia yang disampaikan Presiden dan beliau memerintahkan seluruh menterinya untuk menjadi konsentrasi kerja. Kerjaan ini tentu tidak ringan, mesti melibatkan semua pihak, dan saya percaya alumni yang menjadi kiai, pengusaha di beragam bidang, insya Allah tidak bakal putus tanggung jawab peduli kepada negara dan bangsa," ucapnya.

Cak Imin meyakini Himasal di bawah kepemimpinan KH Abdullah Kafabihi Mahrus Ali bakal terus berkecimpung bukan hanya mencetak santri yang alim, tetapi juga santri yang kelak menjadi ujung tombak perubahan.

"Santri yang menjadi ujung tombak dari seluruh perubahan, bukan menjadi korban dari perubahan. Inilah cita-cita kita semua," ujar dia.

Lebih lanjut, Cak Imin membujuk seluruh santri dan alumni untuk aktif berceramah di media sosial. Menurut dia, media sosial merupakan bentuk dari perubahan yang tidak mampudielakkan.

"Sekarang IG menyerahdengan TikTok. FB tidak ada apa-apanya dibanding TikTok. Ini perlu peran Himasal untuk turut andil mengendalikan, memasukkan konten-konten dakwah positif agar tercipta baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang makmur)," demikian Cak Imin.


Editor: Arman
Copyright © BERITAJA 2025








Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!