Mpr Apresiasi Langkah Cepat Pemerintah Tangani Kasus Pmk - Beritaja

3 bulan yang lalu

Dengan vaksinasi untuk ternak sehat dan pengobatan bagi ternak yang terjangkit, Agung optimistis kasus PMK dapat terus ditekan

Jakarta (BERITAJA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani, mengpenghargaan langkah sigap Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menangani kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.

"Langkah-langkah strategis yang dilakukan Kementan mencerminkan komitmen tinggi dalam menjaga kesehatan hewan ternak sekaligus mendukung keberlanjutan sektor peternakan nasional," kata Muzani saat mengunjungi Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah (KUNAK) di Bogor, Jawa Barat, Senin, sebagaimana

keterangannya di Jakarta.

Didampingi oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Siti Rochani, Ahmad Muzani mengpenghargaan upaya Pemerintah dalam mengendalikan penyebaran PMK.

“Saya lihat Kementan sudah cukup sigap dalam mengatasi problem PMK ini, misalnya ditemukan PMK di wilayah Jatim dalam perihal ini Ditjen Peternakan sudah cukup sigap dan sudah saya lihat sendiri Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman) dan Dirjen Peternakan bergerak sigap menangani persoalan itu,” ujar Muzani di hadapan sejumlah peternak.

Kunjungan Ketua MPR Ahmad Muzani ke KUNAK Bogor turut berbincang langsung dengan para peternak.

Ketua MPR mendengarkan aspirasi serta masukan mengenai tantangan yang dihadapi peternak, khususnya dalam menjaga produktivitas di tengah ancaman PMK.

Selain berdialog, Ahmad Muzani juga meninjau akomodasi di KUNAK, termasuk kandang sapi perah dan akomodasi cooling unit.

Ia menilai bahwa Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah di Bogor ini dapat menjadi model bagi pengelolaan peternakan di wilayah lain di Indonesia.

Di tempat yang sama, Dirjen PKH Kementan Agung Suganda menjelaskan sejumlah langkah yang telah ditempuh pemerintah, seperti percepatan vaksinasi ternak, pengawasan lampau lintas hewan, dan edukasi biosekuriti kepada peternak.

Ia juga menekankan bahwa sejak Desember 2024, beragam kebijakan telah diterapkan untuk meminimalkan akibat PMK.

Agung menuturkan bahwa pihaknya telah meminta kepada seluruh dinas peternakan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk melakukan pengawasan ketat terhadap lampau lintas ternak di pasar, disinfeksi area peternakan, serta edukasi kepada peternak agar tidak memperjualbelikan ternak yang sakit.

Apabila Jditemukan kasus ternak sakit, lanjut Agung, pasar ternak yang berkepentingan mesti ditutup sementara selama 14 hari.

"Langkah ini diperkuat dengan Surat Menteri Pertanian tertanggal 3 Januari 2025 yang ditujukan kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota,” kata Agung.

Dengan vaksinasi untuk ternak sehat dan pengobatan bagi ternak yang terjangkit, Agung optimistis kasus PMK dapat terus ditekan.

Ia juga memastikan bahwa kesiapan daging sapi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), seperti puasa dan Lebaran, bakal tetap terjamin.

anda berada diakhir artikel berita dengan judul: