Trending

Minyak turun di Asia terkait prospek China, fokus kesaksian Powell - BeritAja

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Minyak mentah tetap dalam tarik menarik antara optimisme atas pembukaan kembali China dan kegelisahan atas Fed 'hawkish'

Singapura (BERITAJA.COM) - Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Senin sore, setelah China menetapkan sasaran nan lebih rendah dari perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sekitar 5,0 persen, dan ketika penanammodal dengan hati-hati menunggu kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pekan ini.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 53 sen alias 0,6 persen, menjadi diperdagangkan pada 85,30 dolar AS per barel pada pukul 07.35 GMT.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 0,6 persen, menjadi diperdagangkan pada 79,21 dolar AS per barel.

"Minyak mentah tetap dalam tarik menarik antara optimisme atas pembukaan kembali China dan kegelisahan atas Fed hawkish yang merugikan ekonomi AS," kata Vandana Hari, pendiri penyedia kajian pasar minyak Vanda Insights.

Prospek pertumbuhan China nan diawasi ketat, diumumkan pada Minggu (5/3/2023), lebih rendah dari sasaran pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 5,5 persen tahun lalu. PDB tumbuh tahun lampau hanya sebesar 3,0 persen. Sumber kebijakan mengatakan kepada Reuters kisaran setinggi 6,0 persen dapat ditetapkan untuk tahun 2023.

Berita lain dengan Judul: Harga minyak turun di Asia tertekan perkiraan China tumbuh moderat

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pada Minggu (5/3/2023) fondasi untuk pertumbuhan nan stabil di China perlu dikonsolidasikan, permintaan nan tidak mencukupi tetap menjadi masalah nan nyata, dan ekspektasi penanammodal swasta dan upaya tidak stabil.

Namun, analis di UBS Investment Bank meningkatkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan PDB China menjadi 5,4 persen untuk tahun 2023 dan menjadi 5,2 persen untuk tahun 2024 dari masing-masing 4,9 persen dan 4,8 persen.

"Pembukaan kembali ekonomi melangkah lebih baik dari nan kami perkirakan sebelumnya - 'gelombang kedua' COVID nan ditakuti tidak terwujud dan ada sedikit tanda gangguan pasokan," kata Tao Wang, kepala riset ekonomi China di UBS Investment Bank, mengatakan dalam sebuah catatan.

Kedua nilai referensi minyak mentah menetap lebih dari satu dolar AS lebih tinggi pada Jumat (3/3/2023) setelah dua sumber mengatakan kepada Reuters laporan bahwa Uni Emirat Arab sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan OPEC tidak akurat.

Berita lain dengan Judul: Minyak turun, tapi menuju kenaikan mingguan didukung permintaan China

Hari mengatakan rebound lebih besar dari penurunan pada buletin awal dan menempatkan nilai minyak mentah di "wilayah overbought, jadi (itu) tidak mengherankan jika nilai terkoreksi turun pagi ini".

Pada saat nan sama, nilai minyak kemungkinan bakal terpengaruh oleh kenaikan suku kembang di seluruh bumi lantaran bank-bank sentral dunia memperketat kebijakan akibat kekhawatiran kenaikan inflasi.

Pedagang telah mulai mempertimbangkan kenaikan suku kembang di seluruh dunia, tetapi mengharapkan kenaikan nan lebih mini dari tahun lalu.

Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell bakal memberikan kesaksian kepada Kongres pada Selasa (7/3/2023) dan Rabu (8/3/2023), di mana dia kemungkinan bakal ditanyai apakah kenaikan nan lebih besar diperlukan di negara konsumen minyak terbesar di bumi itu.

Kenaikan suku kembang Amerika Serikat di masa depan juga kemungkinan bakal berjuntai pada apa nan diungkapkan oleh laporan penggajian Februari pada Jumat (10/3/2023), diikuti oleh laporan inflasi Februari nan bakal dirilis pekan depan.

Selama akhir pekan, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan "sangat mungkin" mereka bakal meningkatkan suku kembang bulan ini untuk membatasi inflasi.

Berita lain dengan Judul: Minyak turun di awal sesi Asia, tapi di jalur kenaikan mingguan

Berita lain dengan Judul: Minyak tergelincir di Asia tertekan kekhawatiran permintaan global

:

COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023







Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di
close