New York (BERITAJA.COM) - Harga minyak jatuh sekitar satu persen ke level terendah dua minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah meningkatnya kekhawatiran Federal Reserve AS mungkin bertindak terlalu jauh dengan kenaikan suku kembang untuk mengendalikan inflasi, nan dapat menyebabkan resesi dan mengurangi permintaan minyak di masa depan. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei merosot 1,07 dolar AS alias 1,3 persen, menjadi ditutup pada 81,59 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, penutupan terendah sejak 22 Februari.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April tergelincir 94 sen alias 1,2 persen, menjadi menetap pada 75,72 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 27 Februari.
Kedua perjanjian referensi minyak turun untuk hari ketiga berturut-turut dengan WTI merosot sekitar 6,0 persen dan Brent jatuh sekitar 5,0 persen selama waktu itu.
Bank sentral AS menggunakan suku kembang nan lebih tinggi untuk mengurangi inflasi. Tetapi suku kembang nan lebih tinggi itu meningkatkan biaya pinjaman konsumen, nan dapat memperlambat perekonomian.
"The Fed terus datang ... untuk inflasi dan itu diterjemahkan ke dalam kekhawatiran atas permintaan minyak nan lebih rendah lantaran kemungkinan resesi," kata John Kilduff, mitra penasehat investasi Again Capital LLC di New York.
Jumlah orang Amerika nan mengusulkan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat paling banyak dalam lima bulan minggu lalu, tetapi tren nan mendasarinya tetap konsisten dengan pasar tenaga kerja nan ketat.
"Pertumbuhan nan melambat terus membebani nilai minyak mentah," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan info dan analitik OANDA.
Sikap hawkish nan diperbarui dari The Fed mendorong penanammodal untuk mencari tahu gimana rezim suku kembang "lebih tinggi untuk waktu nan lebih lama" dapat membebani saham AS dengan beberapa pengamat pasar mengatakan kombinasi dari imbal hasil obligasi nan lebih tinggi dan inflasi nan kuat menjadi pertanda jelek bagi pengembalian ekuitas.
Kilduff mencatat bahwa lelang obligasi AS Kamis (9/3/2023) sore "menakut-nakuti pasar" dan "merupakan katalis untuk sentimen risiko" untuk minyak dan penurunan pasar saham.
Minyak mentah berjangka dan saham Wall Street sama-sama diperdagangkan lebih tinggi pada Kamis (9/3/2023) pagi di tengah perkiraan info pengangguran AS dapat mendorong Fed untuk memperlambat laju kenaikan suku kembang di masa depan.
Saham Wall Street jatuh pada Kamis (9/3/2023), dengan ketiga indeks saham utama turun lantaran penanammodal cemas bahwa laporan pekerjaan pada Jumat dapat memacu kenaikan suku kembang nan garang oleh Federal Reserve.
Para analis memperkirakan ekonomi AS telah menambah 205.000 pekerjaan bulan lampau - perlambatan tajam dari Januari - dan memandang tingkat pengangguran memperkuat di 3,4 persen.
Juga mendukung nilai minyak pada awal sesi, TotalEnergies tidak dapat melakukan pengiriman dari kilang Prancis-nya pada Kamis (9/3/2023) lantaran tindakan pemogokan lanjutan sehari setelah info menunjukkan penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS minggu lalu.
Berita lain dengan Judul: Minyak perpanjang kerugian di tengah kekhawatiran suku kembang AS naik
Berita lain dengan Judul: Minyak stabil di Asia, penurunan stok AS imbangi cemas kembang naik
Berita lain dengan Judul: Kremlin sebut tidak mengakui pemisah nilai Barat untuk minyaknya
:
Faisal Yunianto
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023