Trending

Mesir Tolak Pemindahan Paksa Karena Sudah Tampung 10 Juta Pengungsi - Beritaja

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Kairo (BERITAJA) - Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menegaskan kembali penolakan tegas negaranya terhadap segala upaya untuk menggusur masyarakat alias “mencabut masyarakat dari tanah mereka”, dengan menekankan Mesir saat ini menampung lebih dari 10 juta pengungsi.

Badr Abdelatty menyampaikan pernyataan tersebut pada Selasa (28/1) dalam sesi Tinjauan Berkala Universal Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, di mana dia menyampaikan komitmen Mesir terhadap kewenangan asasi manusia dan perlindungan pengungsi.

Pernyataan tersebut dipublikasikan oleh Kementerian Luar Negeri Mesir di laman FB resminya.

Mesir telah berperan-serta dalam setiap putaran tinjauan sejak proses itu dimulai, termasuk pada tahun 2010, 2014, dan 2019.

Abdelatty menyebut bahwa Mesir menerima 372 rekomendasi kewenangan asasi manusia dalam tinjauan terakhirnya pada tahun 2019, di mana 301 di antaranya telah diterima.

Ia mengatakan pemerintah Mesir telah melakukan upaya signifikan selama lima tahun terakhir untuk melaksanakan rekomendasi tersebut.

Mengenai pengungsi, Abdelatty menegaskan dedikasi Mesir untuk memastikan penduduk asing yang tinggal di negara tersebut menikmati hak-hak mereka sebagaimana mestinya.

Ia menyatakan bahwa Mesir telah memikul tanggung jawab besar atas nama organisasi internasional dengan menampung sejumlah besar pengungsi dan migran terlarangan selama bertahun-tahun.

Ia menambahkan Mesir saat ini menampung 10,7 juta penduduk asing, termasuk pengungsi dan migran terlarangan dari 62 negara.

"Mesir memastikan para pengungsi dan migran mempunyai akses ke jasa dasar, bergabung ke dalam masyarakat Mesir, dan tidak dikurung di kamp-kamp alias pusat pengungsi," katanya.

"Saya katakan ini dengan sejujurnya: Kapasitas kami untuk mengakomodasi dan melanjutkan upaya ini berada dalam risiko, terutama mengingat support internasional yang tidak mencukupi dibandingkan dengan tekanan yang kami hadapi,” tambahnya.

Abdelatty menegaskan kembali sikap lama Mesir yang menentang segala corak pemindahan paksa alias mendorong pemindahan penduduk, baik secara sementara maupun permanen.

Ia mengatakan tindakan semacam itu menakut-nakuti stabilitas dan merusak kesempatan perdamaian serta kehidupan berdampingan antarbangsa.

Meskipun Abdelatty tidak secara spesifik menyebut masyarakat mana yang dia maksud, pernyataannya muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan relokasi penduduk Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania. Trump mengutip kurangnya ruang layak huni di Gaza akibat perang Israel sejak 7 Oktober 2023.

Mesir dan Yordania telah menolak pendapat pemindahan penduduk Palestina dari tanah mereka, baik secara sementara maupun permanen.

Israel telah membunuh lebih dari 47.000 penduduk Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza, di mana saat ini gencatan senjata sedang berlangsung.

Serangan tersebut telah menyebabkan kehancuran besar dan krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut.

Sumber : Anadolu

Baca juga: Parlemen Mesir tolak rencana relokasi penduduk Palestina dari Jalur Gaza

Baca juga: OKI tolak rencana pemindahan penduduk Palestina dari Jalur Gaza

Baca juga: Liga Arab tolak upaya pemindahan rakyat Palestina

Baca juga: Trump mengusulkan pemindahan penduduk Palestina ke Mesir dan Yordania

:
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!