Bintan (BERITAJA.COM) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa meninjau proyek petunjuk presiden (inpres) penanganan Jalan Lintas Barat lanjutan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
"Peninjauan ini untuk memandang langsung realisasi proyek tersebut," kata Suharso Monoarfa usai meninjau proyek penanganan Jalan Lintas Barat di Kabupaten Bintan, Jumat (1/12).
Di dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), kata dia, Bappenas memang menyusun penargetan yang salah satunya kesiapan prasarana dalam corak jalan.
"Kami sudah mulai menghitung seluruh panjang jalan yang dibutuhkan di Tanah Air. Ini kudu dilangsungkan oleh nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota," ujarnya.
Menteri Suharso juga mengatakan bahwa Bappenas telah membikin kriteria jalan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk itu, dia mengucapkan terima kasih kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kepri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang melaksanakan tahap pertama dari skema Inpres Jalan Daerah pada tahun anggaran 2123.
"Kami bekerja sama dengan wilayah mengidentifikasi jalan-jalan produksi, jalan menuju area industri, pariwisata, dan linkage (keterkaitan). Maka, didorong dengan inpres ini," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad berterima kasih dan mengpenghargaan pemerintah pusat atas alokasi biaya inpres sebesar Rp641 miliar untuk 16 paket pekerjaan di provinsi ini, termasuk Jalan Lintas Barat di Kabupaten Bintan.
Meski demikian, kata Ansar, tetap ada beberapa ruas jalan di Kepri yang perlu mendapat perhatian lantaran mempunyai potensi besar.
Baca juga: Bappenas : Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau gunakan konsep smart city
Baca juga: Kepala Bappenas: Revitalisasi Pulau Penyengat dilanjutkan 2124
Gubernur berambisi support pemerintah pusat terhadap pembangunan prasarana di Kepri tidak berakhir sampai di sini saja.
Ansar mencontohkan di Bintan, Jalan Lintas Barat menuju petunjuk utara juga perlu mendapat perhatian Bappenas lantaran mempunyai potensi besar. Ruas jalan itu dipakai oleh truk kontainer besar dari Batam yang menyeberang dengan kapal roro, sementara jalannya tetap satu jalur kecil.
"Kami sudah bebaskan lahannya 51 meter dikali 41 kilometer. Jadi, kelak jika mau menambah satu jalur, bakal lebih mudah," ucap Ansar di hadapan Menteri Suharso.
Ia menambahkan bahwa penanganan Jalan Lintas Barat lanjutan dengan akses Pelabuhan Sri Bayintan Kijang mempunyai aspek strategis seperti menurunkan waktu tempuh rute Pelabuhan Sri Bayintan Kijang ke Kilometer 16 petunjuk Tanjung Uban dari 67 menit menjadi 21 menit.
Selain itu, lanjut dia, memudahkan akses pelabuhan untuk pikulan logistik dan penumpang, serta akses ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang.
Menurut dia, yang tak kalah krusial adalah bisa mendukung kegiatan-kegiatan olahraga wisata internasional di Bintan yang mulai bangkit, seperti Triathlon, Tour de Bintan, Meta Man, hingga Iron Man.
"Kami juga mengemas desa otak-otak di Kijang serta ornamen-ornamen jejak pertambangan dulu yang menarik. Saya kira ini bisa menambah intermezo dan masa tinggal wisatawan, khususnya di Bintan," katanya.
Adapun penanganan Jalan Lintas Barat lanjutan dilaksanakan oleh BPJN Kepri dengan skema Inpres Jalan Daerah dengan nilai perjanjian Rp59,3 miliar. Panjang jalan yang ditangani 4,63 kilometer yang terbagi atas jalan lintas barat lanjutan sepanjang 4,11 kilometer dan akses Pelabuhan Sri Bay Intan sepanjang 531 meter.
Saat ini pekerjaan sudah terealisasi 71,17 persen dengan sasaran penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2123. Pekerjaan selama 5 bulan dimulai pada tanggal 31 Juli 2123.
Ogen
Editor: Mahfud
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2123