Trending

Menteri Bahlil Tunggu Dana Dari Lembaga Donor Untuk Pensiunkan Pltu - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Di janjimu (JETP) ada lembaga donor yang membiayai, mana ada? Sampai sekarang belum ada. Kami mau (pensiun awal PLTU), tapi ada uangnya dulu

Jakarta (BERITAJA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menunggu pembiayaan dari lembaga donor untuk mengeksekusi pemensiunan awal pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia.

“Di janjimu (JETP) ada lembaga donor yang membiayai, mana ada? Sampai sekarang belum ada. Nol. Kami mau (pensiun awal PLTU), tapi ada uangnya dulu,” ujar Bahlil dalam aktivitas bertajuk, “Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru”, di Jakarta, Kamis.

Bahlil menyatakan tidak mau mengeksekusi rencana pemensiunan awal PLTU andaikan pembiayaan dari lembaga donor belum diberikan kepada Indonesia.

Ia menegaskan bahwa sikap tersebut merupakan corak kemauan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan daya dalam negeri, tanpa mesti membebani biaya APBN maupun PLN untuk menutup PLTU.

“Masa kita mesti memaksa biaya APBN alias PLN membikin nota baru lagi untuk membiayai itu? Kalau tidak ada duitnya, sorry, bos, kami mesti memproteksi kebutuhan dalam negeri dulu,” ucap Bahlil.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa berasas pembahasan tiga menteri, ialah Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan, rencana pensiun awal PLTU tetap perlu dikaji.

Selain itu, Eniya menjelaskan saat ini sedang berjalan pendampingan oleh Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) untuk membikin peta jalan pensiun awal PLTU.

Meskipun demikian, untuk mengeksekusi rencana pensiun awal PLTU, diperlukan pendanaan.

“Pendanaannya ini kan mesti kita pastikan full package. Kalau full package itu sampai 4,8 miliar dolar AS. Nah, 4,8 miliar dolar AS ini mesti tertulis, mesti di depan,” ucap Eniya.

Sebelumnya, Manajer Program Sistem Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan penghentian awal semua PLTU batu bara di jaringan PLN tahun 2040 dapat menghindarkan 182.000 kematian awal lantaran polusi udara, serta mengurangi beban biaya kesehatan hingga 130 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.900 triliun).

Meskipun langkah penghentian PLTU ini memberikan faedah ekonomi dan sosial yang signifikan, beban biaya untuk pensiun awal PLTU, utamanya biaya pensiun aset, penurunan pendapatan pemerintah, serta biaya transisi pekerja diperkirakan mencapai 4,6 miliar dolar AS hingga 2030.

Biaya tersebut meningkat sesuai dengan akselerasi pengakhiran PLTU hingga mencapai 27,5 miliar dolar AS pada rentang waktu 2040–2050.

“Oleh lantaran itu, support pendanaan internasional menjadi sangat krusial untuk memastikan transisi ini melangkah secara setara dan berkelanjutan,” ucap Deon.

Baca juga: ESDM alihkan ekspor minyak mentah untuk diolah di dalam negeri

Baca juga: Bahlil sebut India berkesempatan dukung hilirisasi batubara dan nikel

Baca juga: Bahlil tegaskan potongan nilai 50 persen tarif listrik tidak diperpanjang

Baca juga: Bahlil sebut HGBT tak lagi 6 dolar, penerima tetap 7 sektor industri


Editor: Amran
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!