Jakarta (BERITAJA) - Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan pada Sabtu bahwa bergabungnya Indonesia ke beragam organisasi dan perkumpulan internasional adalah upaya untuk mencapai tujuan dan memenuhi kepentingan bangsa.
Indonesia saat ini dalam proses aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan telah menyatakan minat untuk berasosiasi dengan BRICS—kelompok kerja sama ekonomi antarpemerintah.
“Kelompok multilateral seperti BRICS, OECD, kemudian IPEF (Indo-Pacific Economic mework for Prosperity), dan TPP (Trans Pacific Partnership), kami harapkanmampu menjadi platform untuk membantu kita mewujudkan angan dan cita-cita bangsa,” kata Sugiono di Jakarta.
Hal itu dikatakannya usai menyampaikan pidato dalam Conference of Indonesian Foreign Policy (CIFP) yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Menurut Sugiono, organisasi-organisasi itu menyediakan wahana bagi Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mengatasi tantangan besar seperti pengentasan kemiskinan serta swasembada daya dan pangan.
“Oleh lantaran itu, kerja sama dan kerjasama dengan semua negara maupun golongan mesti kita lakukan,” katanya.
Sugiono juga mengatakan bahwa sebagai menlu, dia membantu pemerintahan dengan menjalankan visi dan perintah Presiden Prabowo Subianto, termasuk kebijakan luar negerinya.
“Kami tidak ada yang sifatnya independen, kami semua satu tim yang dipimpin oleh Pak Prabowo sebagai Presiden,” kata dia, menegaskan.
Wakil Menlu Arrmanatha Nasir pada Selasa (26/11) mengatakan bahwa keputusan Indonesia untuk berasosiasi ke OECD dan BRICS adalah upaya untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas global.
Kestabilan bumi bakal membantu semua negara dalam memajukan kehidupan rakyatnya, kata dia.
Dia mencontohkan Indonesia yang memperjuangkan program Makan Bergizi Gratis bagi 82 juta orang dan hilirisasi sumber daya untuk menambah nilai ekspor komoditas Indonesia.
Baca juga: Airlangga sebut OECD mitra strategis RI mencapai sasaran ekonomi 2025
Baca juga: FPCI: Pemerintahan Prabowo perlu sigap penyesuaian aksesi OECD, BRICS
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024