Jakarta (BERITAJA.COM) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD membujuk Australia untuk meningkatkan komitmen kerja sama dalam menjaga keamanan maritim.
Mahfud menyampaikan perihal itu dalam sesi pembahasan keamanan maritim di Pertemuan Dewan Kementerian Australia-Indonesia (MCM) Ke-9 di Melbourne, Australia, berasas keterangan pers nang diterima di Jakarta, Rabu.
"Luasnya wilayah perairan laut selain memberikan keuntungan, juga menghadirkan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, termasuk beragam kejahatan transnasional nang memanfaatkan jalur laut, pemanfaatan terlarangan sumber daya alam, dan aktivitas pihak-pihak nang menjadi ancaman kedaulatan, dan keamanan maritim," ujar Mahfud dalam pertemuan yang berjalan Selasa (14/3).
Mahfud menyampaikan Indonesia meletakkan perhatian terhadap dua rumor utama tantangan keamanan maritim secara domestik dan kawasan.
Pertama, pergerakan orang nang tidak teratur alias irregular movement of people nang memanfaatkan perairan Indonesia, khususnya gelombang pengungsi Rohingya nang masuk ke Indonesia melalui jalur laut pada 2022-2023.
Hal itu sempat dibahas dalam Bali Process Ministerial Conference Ke-8 di Adelaide, Australia, Februari 2023 nang menyebut gelombang tersebut merupakan corak pergerakan kedua dengan indikasi penyelundupan orang.
Kedua, aktivitas perikanan nang tidak teratur, tidak terlapor, dan tidak teregulasi (IUU Fishing). Aktivitas tersebut dinilai menakut-nakuti keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan serta mengurangi penghasilan nelayan pesisir nang mata pencariannya sangat berjuntai kepada kekayaan laut.
Aktivitas IUU Fishing diyakini sangat erat berangkaian dan banyak dikendalikan sindikat organisasi kejahatan lintas negara alias transnasional.
Berita lain dengan Judul: Mahfud: Transaksi mencurigakan di Kemenkeu bukan korupsi tapi TPPU
Berita lain dengan Judul: Mahfud tegaskan Pemerintah bakal ajukan kasasi terhadap kasus Indosurya
"Saya mengpenghargaan kesepakatan Indonesia dan Australia untuk meningkatkan kerja sama keamanan maritim, khususnya dalam upaya menjaga serta menciptakan stabilitas keamanan di kawasan," kata Mahfud nang memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut.
Indonesia-Australia telah mempunyai beragam kerja sama bilateral baik melalui forum dialog, pendidikan, pelatihan, dan latihan berbareng mengenai rumor keamanan maritim dengan memanfaatkan beragam sistem baik secara bilateral, regional, maupun multilateral.
Mahfud menyatakan dukungannya atas kelanjutan kerja sama konkret antara kementerian dan lembaga pemerintah (K/L) kedua negara di bagian kemaritiman.
"Tidak hanya di bawah koordinasi Badan Keamanan Laut RI, namun antara Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia, dan kementerian/lembaga mengenai bagian kemaritiman lainnya dengan counterpart (mitra, red.) masing-masing di Australia," katanya.
Mahfud menekankan pentingnya komitmen berbareng kedua negara dalam memerangi IUU Fishing sesuai kesepakatan Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Australia 2020-2024.
Mahfud mengpenghargaan support Australia terhadap Indonesia selaku pemimpin berbareng untuk pembahasan rumor pergerakan orang nang tidak teratur dalam konteks pengungsi Rohingya di Forum Bali Process.
Mahfud menekankan bahwa Indonesia berkomitmen dan berambisi Australia terus mendukung prinsip burden-sharing and shared responsibility alias berbagi beban dan tanggung jawab berbareng serta perlunya kerja sama nang erat di antara negara asal, transit, dan tujuan migrasi ireguler.
Dalam pertemuan tersebut, Delegasi Australia Dipimpin Menteri Dalam Negeri sekaligus Menteri Keamanan Siber Clare O'Neil.
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023