Yang paling susah itu adalah produk pertanian seperti sayur mayur dibanding dengan gandum. Karena sayur mayur mudah rusak
Bandung (BERITAJA.COM) -
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebut Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dinilai sukses dalam menerapkan skema pre-financing hingga memperbaiki perekonomian masyarakat, khususnya petani di sekitarnya.
"Dalam Pre-Financing ini, koperasi diberikan pembiayaan, dan memastikan koperasi membeli produk pertanian hingga 100 persen, menjadi agregator, serta menyeleksi produk hasil pertanian ke pasar modern," kata Teten usai adanya kunjungan Presiden Joko Widodo di Kopontren Al-Ittifaq, Senin.
Menurutnya skema pre-financing itu merupakan skema nan dijajaki oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) guna mencari solusi atas persoalan pembiayaan koperasi.
Teten mengatakan LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan pada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp6,3 miliar, lampau meningkat di tahun 2021 dan 2022 dengan total pembiayaan sebesar Rp12 miliar.
Skema Pre-Financing itu menurutnya juga telah diterapkan di Amerika Serikat (AS) di sektor pertanian, nan tujuannya untuk memastikan stok pangan serta agenda panen komoditas seperti jagung, kentang, dan gandum.
Hal itu pun kemudian diadopsi dan diterapkan di Indonesia ialah di Al-Ittifaq nan kudu memenuhi kebutuhan permintaan pasar sebanyak 70 ton per hari. Maka menurutnya diperlukan pasokan dari petani-petani lainnya nan turut dibina oleh Kopontren tersebut.
"Yang paling susah itu adalah produk pertanian seperti sayur mayur dibanding dengan gandum. Karena sayur mayur mudah rusak. Sehingga diperlukan presisi ketepatan waktu pengelolaannya," kata Teten.
Kopontren Al-Ittifaq telah mempunyai jaringan dengan 90 pondok pesantren, dan mempunyai lebih dari 1.200 personil nan tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, ialah Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung, hingga Riau.
Selain itu, Teten memastikan skema pembiayaan rantai pasok berbasis koperasi itu juga bisa memberikan akibat nan signifikan, terhadap kapabilitas produksi para petani untuk didistribusikan ke pasar modern.
Saat ini, Teten mengatakan pasar modern nan telah terhubung dengan Kopontren Al-Ittifaq antara lain PT Lion Superindo, Yogya Departement Store, AEON, hingga Alif Mart.
Menurutnya di tahun 2019, Kopontren Al-Ittifaq tercatat hanya bisa mengirim 2,3 ton per hari. Sedangkan pada tahun 2022, menurutnya Kopontren Al-Ittifaq bisa mengirim hasil produksi petani sebanyak 6,3 ton per hari.
"Untuk itu, melalui pengembangan pembiayaan rantai pasok berbasis koperasi (pre-financing), Kopontren Al-Ittifaq diproyeksikan bisa meningkatkan kapabilitas produksi hingga 10 kali lipat berbareng dengan 40 koperasi sejenis agar dapat memenuhi kebutuhan pasar modern," katanya.
Berita lain dengan Judul: Presiden sebut manajemen Kopontren Al-Ittifaq bisa ditiru ponpes lain
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023