Jakarta (BERITAJA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pertumbuhan sektor-sektor digital di Indonesia, termasuk e-commerce, logistik, perjalanan, dan pembayaran, mencapai 16-18 persen secara tahunan.
“Pertumbuhan tahunan sektor-sektor (digital) ini meningkat dua kali lipat, 16 hingga 18 persen. Dan sektor-sektornya, e-commerce, logistik, perjalanan, dan pembayaran, adalah yang terdepan dalam digitalisasi Indonesia,” ucap Airlangga Hartarto dalam aktivitas Gateway Conference British School Jakarta di Jakarta, Sabtu.
Ia menuturkan bahwa dengan pertumbuhan yang tinggi tersebut, sektor-sektor tersebut dapat dioptimalkan untuk memfasilitasi dan mempercepat pembangunan perekonomian nasional.
Potensi pengembangan ekonomi digital di Indonesia, lanjutnya, didukung oleh jumlah pengguna internet aktif yang mencapai 185,3 juta pada awal tahun ini serta kepemilikan startup terbanyak di ASEAN yang tercatat sebanyak 2.651 startup.
Airlangga menyampaikan bahwa untuk menjalankan upaya startup secara berkepanjangan di era yang kian kompetitif saat ini, maka diperlukan peningkatan keahlian dalam berinovasi dan memberikan pengganti terhadap upaya yang dikembangkan.
Ia mengatakan bahwa pemerintah pun terus berupaya untuk menyediakan akomodasi pendidikan dan training melalui kerja sama dengan beragam lembaga, termasuk Apple Academy yang telah dibuka di Tangerang, Batam, hingga Surabaya.
Selain menggencarkan pembentukan startup, dia menyampaikan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga perlu terus didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
“Peluang Indonesia untuk memasuki era digital sangat terbuka, dan lantaran ekonomi digital Indonesia 40 persen dari ASEAN. Pada kepemimpinan Indonesia di ASEAN telah diluncurkan juga yang kita sebut dengan Digital Economic mework Agreement. Ini merupakan kesepakatan pertama bagi ekosistem digital di seluruh dunia,” kata Airlangga.
Ia menyatakan bahwa Indonesia berbareng negara-negara ASEAN juga meluncurkan sistem pembayaran lintas negara di ASEAN dengan menggunakan teknologi QR Code alias Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Upaya tersebut bermaksud untuk memudahkan masyarakat yang bakal berjalan ke negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand, untuk dapat melakukan pembayaran transaksi secara elektronik.
Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut, pemerintah terus membangun prasarana digital melalui pemanfaatan jaringan fiber optik Palapa Ring yang menghubungkan 57 kabupaten/kota di Indonesia, Satelit SATRIA, hingga Low Orbit Satellite.
Baca juga: Menko Airlangga: 480 lebih UMKM dikurasi untuk Harbolnas 2024
Baca juga: Menko Airlangga sebut potongan nilai tiket pesawat masuk Program Harbolnas
Baca juga: Pemerintah himpun pajak Rp29,97 triliun dari sektor ekonomi digital
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024