Jakarta (BERITAJA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kejadian airport kosong di tanah air disebabkan oleh beberapa faktor, terutama akibat pandemi COVID-19.
Menhub dalam Konferensi Pers Kinerja Sektor Transportasi 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Selasa, mengatakan salah satu penyebab utama adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, yang membikin banyak pabrikan tidak beraksi dengan baik.
"Mengapa? (Bandaramampu kosong) Satu, memang populasi pesawat di bumi itu menurun drastis, lantaran beberapa hal, pabrikan yang besar juga tidak terlalu sehat," kata Menhub.
Selain itu, kesiapan suku cadang juga terpengaruh, terutama suku cadang dari Uni Soviet dan Ukraina yang tidak dapat dikirimkan, menyebabkan banyak penerbangan di Indonesia terhenti.
"Yang kedua sparepart yang tadinya diandalkan itu collapse pada saat COVID-19, apalagi sebagian sparepart itu dari Unisoviet dan Ukraina, tidak didelivery," ujarnya.
Menhub menegaskan bahwa pentingnya keselamatan menjadi argumen utama kenapa penerbangan tidakmampu dijalankan jika suku cadang tidak tersedia.
"Sehingga penerbangan kita yang ada di Indonesia apalagi banyak yang tidak beroperasi, ada tongkrongannya, ndakmampu berjalan. Karena sparepart-nya nggak ada. Dan safety-nya tinggi sekali sehingga kita tidakmampu menjalankan itu," tuturnya.
Tak hanya dua perihal itu, Menhub juga mengatakan bahwa akibat daya beli masyarakat yang mengalami penurunan, maka perihal itu juga berakibat pada keahlian mereka untuk menggunakan jasa penerbangan.
Dalam beberapa kasus, tarif penerbangan mesti mencapai pemisah atas agar leasing dan biaya avtur dapat dibayar.
Baca juga: Kemenhub bangun 521 prasarana transportasi di masa Jokowi
Baca juga: Menhub: Avtur, pajak suku cadang, dan PPN penyebab tiket pesawat mahal
"Memang mesti jujur ya, daya beli masyarakat itu turun. Katakanlah tujuan tertentu, tujuan tertentu mesti dipenuhi dengan 70 persen dengan tarif mesti pemisah atas, jika tidak leasingnya, avturnya tidakmampu dibayar," terangnya.
Menhub menyampaikan bahwa pembangunan airport yang dilakukan sejak tahun 2014 sesuai pengpetunjukan dari Presiden Joko Widodo, perihal itu bermaksud untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi udara di beragam wilayah di Indonesia.
Saat pembangunan airport dilakukan, jumlah pesawat sempat mendekati 700 unit, tetapi setelah pandemi, jumlah tersebut merosot tajam menjadi sekitar 300 unit.
Saat ini, kata Menhub, jumlah pesawat yang beraksi hanya sekitar 420 unit, dan jumlah ini stagnan tanpa ada peningkatan yang signifikan.
"Pada saat itu airport kita bangun, pesawat itu udah mendekati 700, tetapi apa yang terjadi pada saat setelah pandemi COVID-19? pesawat itu merangkak jadi 300, sekarang ini kira-kira (tersisa) 420. Itu pun stagnan, nggakmampu naik-naik," kata Menhub.
Meski begitu, Menhub tidak menyebut airport mana saja yang mengalami kekosongan penerbangan.
Berdasarkan info Kementerian Perhubungan, dalam kurun waktu 10 tahun periode 2015-2024, telah melakukan pembangunan 27 bandar udara baru dan rehabilitasi airport udara terhadap 64 airport di seluruh Indonesia.
Baca juga: Menhub: Tol Laut inisiasi Presiden untuk pikulan logistik wilayah 3TP
Baca juga: Menhub sorong penguatan transformasi digital sektor transportasi
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024