Jakarta (BERITAJA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa jasa Tol Laut merupakan inisiasi Presiden Joko Widodo untuk mendukung pikulan logistik di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).
"Dasar inisiasi Presiden untuk menghadirkan jasa Tol Laut adalah pikulan logistik ke wilayah timur yang belum maksimal, ditandai dengan adanya disparitas harga," kata Menhub dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan bahwa selama 10 tahun melayani masyarakat Indonesia, Tol Laut telah mengalami peningkatan signifikan baik dari sisi jumlah trayek, muatan, maupun armada kapal.
"Tahun 2015 kami mengawali jasa Tol Laut yang menghubungkan titik-titik di barat dan timur, dari awalnya 3 trayek menjadi 39 trayek," ungkap Menhub.
Menhub menuturkan, melalui Tol Laut, pemerintah berkomitmen mendukung pembangunan wilayah-wilayah 3TP. Tujuan dari Tol Laut ialah menghindari kelangkaan peralatan dan menurunkan disparitas harga.
Ia menyebutkan, jumlah muatan berkembang dari tahun 2015 yang hanya 30 ton dengan 88 TEU’s menjadi 989,75 ton dengan 31,878 TEUs pada tahun 2023. Jumlah kapal yang awalnya pada tahun 2015 hanya sebanyak 3 kapal telah berkembang menjadi 39 Kapal pada tahun 2024.
Kemudian jumlah trayek juga mengalami perkembangan dari tahun 2015 yang hanya terdapat 3 trayek menjadi 39 trayek pada tahun 2024. Sedangkan jumlah Pelabuhan Singgah dari awalnya pada tahun 2015 hanya sebanyak 11 pelabuhan berkembang menjadi 114 Pelabuhan pada tahun 2024.
Kementerian Perhubungan terus melakukan upaya perbaikan dan pertimbangan penyelenggaraan program Tol Laut untuk memastikan pemanfaatannya yang tepat, efektif, dan efisien.
Menhub mengatakan dalam mengembangkan tol laut, Kemenhub terus meminta masukan dari para stakeholder, termasuk menampung masukan dari masyarakat.
"Kami berbincang dengan INSA (Indonesian National Shipowners' Association) untuk memandang mana trayek yang perlu disubsidi dan mana yang sudahmampu komersil. Ketika satu trayek sudahmampu komersil, maka subsidi kami alihkan ke trayek lainnya," imbuh Menhub.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa keberadaan Tol Laut telah membuka kesempatan ekonomi baru di daerah-daerah yang dilalui, yang sebelumnya susah berkembang lantaran terbatasnya akses transportasi.
Lebih dari itu, Tol Laut tidak hanya menjadi perangkat transportasi, tetapi juga jembatan kemanusiaan yang menghubungkan seluruh pelosok negeri, khususnya dalam mendukung Hari Besar Keagamaan Nasional dan mengangkut support kemanusiaan dan musibah alam.
Sebagai perangkat transportasi logistik, Tol Laut tidak hanya mengirim peralatan ke wilayah-wilayah ini, tetapi juga membawa kembali hasil produksi lokal, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.
Menhub mendorong kerjasama yang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah wilayah sehingga kegunaan pikulan tol laut dapat dimaksimalkan, baik untuk pengiriman peralatan maupun membawa kembali hasil produksi lokal.
"Pemda kami angan lebih proaktif untuk mendorong produktivitas daerah," lanjut Menhub.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang mengatakan, kebijakan jasa tol laut merupakan kerjasama Kementerian/Lembaga, ialah Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Pemerintah Daerah, serta operator kapal.
"Sejauh ini jika kita lihat perkembangan dari 2015-2024, terjadi penurunan disparitas nilai yang cukup signifikan dan rata-rata inflasi di bawah sasaran sasaran. Itulah capaian program tol laut," kata Moga.
Baca juga: Menhub: Tol Laut kurangi disparitas nilai di beragam wilayah
Baca juga: Menhub optimistis program tol laut bersambung di pemerintahan baru
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024