Jakarta (BERITAJA) - Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean menilai bahwa dalam memerangi perubahan suasana diperlukan tindakan kolektif dan konsisten dari semua pemangku kepentingan.
"Melalui banjir dan gelombang panas, kita semua memandang gimana perubahan suasana dapat mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian. Memerangi perubahan suasana bakal memerlukan tindakan kolektif dan konsisten dari semua pemangku kepentingan," kata Teo Chee pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis.
Teo menyebut bahwa bumi saat ini berada di jalur menuju pemanasan dunia 2,1 sampai 2,8 derajat Celsius pada tahun 2100 dan Asia mesti menjadi yang terdepan dalam perubahan, lantaran Asia mempunyai lebih dari separuh populasi bumi sekaligus merupakan salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi global.
"ISF hari ini mengumpulkan banyak pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk memajukan ambisi Net Zero ASEAN. Ada banyak perihal yang dapat kita lakukan bersama. Jadi, izinkan saya menyarankan tiga jalur keberlanjutan praktis utama menuju ASEAN nol bersih," katanya pula.
Jalur keberlanjutan pertama, katanya, membangun prasarana daya hijau. ASEAN diberkati dengan potensi daya terbarukan yang signifikan dan Indonesia sendiri mempunyai sumber daya daya surya, angin, tenaga air, dan panas bumi yang melimpah.
"Kita dapat bekerja sama untuk mewujudkan potensi ini melalui visi kita tentang jaringan listrik Asia. Jaringan regional dapat lebih mencocokkan pasokan dengan permintaan. Negara-negara yang dapat menghasilkan lebih banyak daya terbarukan daripada yang mereka butuhkan dapat mengekspor kelebihannya," katanya.
Jalur keberlanjutan kedua, kata Menteri Keamanan Nasional Singapura ini, ialah peningkatan teknologi hijau baru dengan mengarusutamakan dan menurunkan biaya.
Penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) mempunyai peran krusial untuk dimainkan dalam pencapaian sasaran Net Zero. Teknologi CCS dapat menyimpan karbon dengan kondusif dan permanen di dalam tanah untuk mendekarbonisasi emisi.
"Kita perlu menyediakan sumber daya untuk mengembangkan teknologi yang dapat menurunkan biaya penerapan dan menjadikannya bagian yang layak dari jalur dekarbonisasi ASEAN," katanya.
Selanjutnya, jalur keberlanjutan ketiga adalah pembiayaan untuk proyek dekarbonisasi. Menurutnya, investasi keahlian yang besar dalam daya terbarukan tidak dapat dibiayai hanya dari sektor publik maupun sektor swasta. Inisiatif pembiayaan dapat membantu mengurangi risiko, meningkatkan kepantasan bankability, dan menarik lebih banyak modal komersial.
Baca juga: Pemerintah jamin industri tambang RI tetap jaga biodiversitas
Baca juga: Wapres ajak delegasi ISF ciptakan pembangunan berkelanjutan-inklusif
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024