Trending

Mengenal Suku Baduy Dalam Dan Luar: Perbedaan Dan Tradisinya - Beritaja

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Indonesia mempunyai beragam kearifan lokal yang tersebar di beragam daerah, masing-masing dengan karakter unik tersendiri dalam melestarikan budayanya.

Salah satu suku yang cukup dikenal adalah Suku Baduy, yang bermukim di area Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Masyarakat Suku Baduy dikenal dengan kedekatan mereka terhadap alam. Mereka sangat menjaga kelestarian lingkungan sebagai corak penghormatan terhadap alam semesta yang telah memberi kehidupan. Bagi mereka, alam adalah titipan dari yang Maha Kuasa yang mesti dijaga dan dirawat.

Prinsip hidup yang mereka pegang erat terangkum dalam sebuah filosofi yang berbunyi: “Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak, yang pendek tidak boleh disambung, dan yang panjang tidak boleh dipotong.”

Ungkapan ini mencerminkan gimana mereka menjaga keseimbangan alam dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur. Sebagai masyarakat budaya yang hidup selaras dengan alam, mereka mempunyai patokan yang mengatur kehidupan sosial dan budaya.

Keunikan tradisi mereka menarik minat visitor yang mau mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat Baduy. Sebelum berkunjung, ada baiknya memahami lebih dulu mengenai Suku Badut, kebiasaan dan budaya istiadat mereka agar dapat berekreasi dengan penuh penghormatan terhadap budaya setempat.

Baca juga: UI luncurkan program edukasi kesehatan kulit di Baduy

Mengenal Suku Baduy

Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, ialah Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kedua golongan ini mempunyai keterikatan erat dengan alam, menjadikannya sebagai sumber penghidupan utama. Kehidupan mereka sangat sederhana dan penuh dengan nilai-nilai adat.

Dalam upaya mempertahankan tradisi, masyarakat Baduy menolak pendidikan umum lantaran dianggap bertentangan dengan budaya yang mereka junjung tinggi. Selain itu, mereka juga tidak mempunyai budaya tulis.

Sebagai gantinya, anak-anak Baduy diajarkan pengetahuan dasar kepercayaan, norma adat, serta langkah berbilang dengan metode pengajaran lisan yang disebut papagahan alias saling mengajari.

Bahasa yang dipergunakan oleh Suku Baduy adalah bahasa Sunda dengan dialek unik Baduy. Sementara itu, dalam perihal kepercayaan, kebanyakan masyarakat Baduy menganut Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan lokal yang mengakui keberadaan Tuhan, malaikat, dan para nabi.

Baca juga: Kecapi Buhun hingga Carita Pantun Baduy jadi Warisan Budaya Tak Benda

Perbedaan Baduy luar dan Baduy dalam

Meski mempunyai banyak kesamaan, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara Baduy luar dan Baduy dalam, di antaranya:

Baduy luar

• Bertempat tinggal di wilayah Kanekes, seperti Cikadu, Kaduketuk, Cisagu, dan Gajeboh.
• Berpakaian dengan kekuasaan warna hitam, biru dongker, alias batik.
• Lebih terbuka terhadap bumi luar dan sering berinteraksi dengan masyarakat luar suku.
• Mulai terpengaruh budaya modern, termasuk penggunaan teknologi seperti ponsel dan peralatan elektronik.
• Ekonomi lebih berkembang, terutama dalam menjual hasil kerajinan tangan, produk pertanian, madu, dan beragam produk lainnya.

Baduy dalam

• Bermukim di wilayah seperti Cikeusik, Cibeo, dan Cikertawana.
• Berpakaian dominan putih (baju) dan hitam (ikat kepala).
• Teguh menjaga budaya istiadat dan mempertahankan kepercayaan leluhur secara turun-temurun.
• Melarang masuknya teknologi modern secara ketat.
• Tidak menggunakan listrik dan tetap menjalankan aktivitas dengan langkah tradisional.
• Melaksanakan beragam ritual budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Suku Baduy adalah contoh nyata masyarakat yang tetap teguh menjaga warisan leluhur meskipun bumi terus berkembang. Kearifan lokal mereka menjadi bukti bahwa keseimbangan antara manusia dan alam dapat tetap terjaga jika dijalani dengan penuh kesadaran dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya.

Baca juga: Dharma pertanyakan kebijakan Rano Karno terhadap masyarakat Baduy

Baca juga: Peneliti ungkap kesempatan untuk ciptakan ulang pengetahuan tradisional


Editor: Arman
Copyright © BERITAJA 2025








Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!