Trending

Menbud: Hadirkan Benda Pos Dalam Buku Jadi Cara Lestarikan Budaya - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, pentingnya pelestarian benda-benda pos sebagai bagian dari sejarah dan identitas bangsa, salah satu upaya yang telah dilakukan ialah dengan kitab “Kartu Pos dari Buitenzorg” yang telah diluncurkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pusat Perkumpulan Filatelis.

“Ini merupakan upaya yang sejalan dengan misi Kementerian Kebudayaan untuk melestarikan warisan budaya dan mengenalkannya pada generasi mendatang,” ujar Menbud sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Kartu pos dan benda-benda filateli, lanjut dia, merupakan bagian dari material kultur yang pada beberapa waktu mendatang bakal semakin menghargai sesuatu yang terlihat corak fisiknya.

Baca juga: Menbud: Pameran kontemporer mampu menginspirasi seniman muda berkarya

Baca juga: Menbud: Ragam budaya mampu jadi identitas masyarakat Indonesia

Fadli Zon mengatakan, perangko dan kartu pos dapat dijadikan sebagai jembatan diplomasi yang dapat menghubungkan beragam bangsa. “Perangko dan kartu pos buka saja sebagai perangkat komunikasi namun menjadi medium krusial di dalam diplomasi budaya, memotret segala peristiwa sejarah, kekayaan alam, seni dan tradisi Indonesia ke seluruh dunia. Kartu pos ini dikirim ke beragam negara dan daerah,” ujarnya pula.

Adapun kitab “Kartu Pos Bergambar Buitenzorg” ditulis oleh Fadli Zon berbareng Mahpudi, yang bercerita tentang Kota Bogor pada masa kolonial Belanda yang digambarkan dengan kartu pos sebagai media.

Total kartu pos berjumlah 179 koleksi termuat dalam kitab setebal 166 halaman. Kartu pos ini menampilkan beragam ikon kota seperti Istana dan Kebun Raya, serta menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa kolonial.

Buku ini juga telah meraih penghargaan lencana emas dalam Pameran Filateli Nasional (Panfila) 2025.

“Melalui kitab ini, kita mau menjelajahi jejak-jejak sejarah Bogor pada masa Hindia Belanda, khususnya pada periode tahun 1890 - 1930. Buku ini tidak hanya mengabadikan gambar bersejarah, tetapi membujuk kita merenungkan gimana kota dan masyarakat berkembang dari waktu ke waktu,” tutupnya.

Baca juga: Menbud: Diplomasi hingga kerja sama sorong budaya Indonesia mendunia

Baca juga: Fadli Zon tegaskan Indonesia sebagai saksi perjalanan perkembangan manusia


Editor: Albert Michael
Copyright © BERITAJA 2025








Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!