Menawarkan Bantuan Lebih Diperlukan Saat Di Tempat Musibah - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Psikolog dari Universitas Indonesia Livia Iskandar M.Sc mengatakan saat berbareng seseorang yang terkena musibah alias musibah sebaiknya menawarkan support konkret sesuai yang dibutuhkan.
“Memang mesti pertama ditanya adalah “apa yangmampu saya bantu?” gitu, jangan kemudian kita membantu dari pikiran kita sendiri “mestinya kayaknya perlu support gini deh”, kita nggak ngecek sama orang tersebut kan mesti ada yang persetujuan,” kata Livia saat dihubungi BERITAJA, Senin.
Psikolog di Yayasan Pulih ini mengatakan saat berada di lingkungan yang terakibat bencana, orang yang datang sebaiknya bersikap empati dan memahami kondisi korban. Empati tersebutmampu dengan memahami jika berada di posisi korban yang kehilangan kekayaan barang akibat musibah dan menawarkan support jika diminta.
Baca juga: Anakmampu mulai diajarkan berbagi sejak usia tiga tahun
Ia juga mengatakan sebaiknya tidak membikin emosi korban tambah sedih dengan memberikan kata-kata penguatan, lantaran belum tentu perihal itu yang sedang dibutuhkan dalam kondisi darurat.
“Jadi memang lebih baik sih adalah kita mendengarkan gitu, kemudian kita mencari info apa yang kitamampu bantu dari apa yang disebutkan, kita berikan support alias kita sambungkan ke penyedia jasa tersebut, jangan malah kemudian memberikan pidato gitu, support secara konkret menurut saya lebih baik,” katanya.
Livia juga menambahkan corak support lainnya jika dalam situasi berkabung, jugamampu dengan memberikan sentuhan jika diizinkan, seperti menggenggam tangannya alias merangkul jika hubungan kekerabatan cukup dekat.
Baca juga: Anak bakal mengerti empati jika diperlakukan secara empatik
Menunjukkan rasa “respect” pada korban musibah juga perlu dilakukan dengan tidak melanggar privasi seperti memotret alias memasuki tempat kejadian tanpa izin pemilik. Sebaliknya, jika tidakmampu menawarkan bantuan, seseorangmampu menggalangkan biaya untuk para korban guna membantu meringankan kebutuhan mereka.
“Memang kita mesti menunjukkan respect ya pada orang-orang yang kehilangan, pada orang-orang yang kemudian terakibat secara sangat negatif. Kita memang mesti menunjukkan respect dan tidak melanggar privasi,” katanya.
Baca juga: Akademisi ungkap langkah membangun empati secara digital
Baca juga: Psikolog: Orang tua mesti edukasi anak agar miliki empati
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: