Trending

Menag Terapkan Konsep Ekoteologi Dalam Pendidikan Keagamaan - Beritaja

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Jika seseorang mau mempelajari agama, mereka juga mesti memahami alam semesta. Jadi ini adalah poin yang sangat krusial bagi saya

Jakarta (BERITAJA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan bakal menerapkan konsep ekoteologi alias mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam pendidikan kepercayaan di lembaga pendidikan naungan Kementerian Agama.

"Konsep ini tidak hanya krusial untuk Indonesia, tetapi juga untuk seluruh dunia. yang saya maksud dengan ekoteologi, sejak mini kita mesti belajar gimana menyelamatkan lingkungan kita," ujar Nasaruddin Umar di Jakarta, Kamis.

Pernyataan Nasaruddin tersebut disampaikan saat menerima kunjungan representatif UNICEF (United Nations Children's Fund) Maniza Zaman di Kantor Kemenag, Jakarta.

Menurut Menag, konsep ekoteologi merupakan pendekatan baru untuk mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam pendidikan agama.

Ia berambisi ekoteologi bakal menjadi pendekatan holistik yang ada pada semua tingkat pendidikan di Indonesia, terutama pada pendidikan kepercayaan dan keagamaan.

"Jika seseorang mau mempelajari agama, mereka juga mesti memahami alam semesta. Jadi ini adalah poin yang sangat krusial bagi saya, lantaran saya tidak menemukan kurikulum keagamaan di banyak negara, termasuk di negara-negara Timur Tengah, yang dimulai dari ekoteologi. Indonesia bakal mengawali program baru ini," kata dia.

Menag Nasaruddin juga mengatakan karakter sistem pesantren di Indonesia yang dinilai mempunyai potensi besar sebagai model pendidikan modern.

Baca juga: BaKTI-Unicef kolaborasikan inspeksi akses sanitasi kondusif

Baca juga: BRIN: Ekopedagogi bangun kesadaran siswa terhadap kondisi lingkungan

Menurut Menag, pesantren tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga pembentukan karakter melalui kehidupan berbareng antara siswa dan guru.

"Kami mempunyai lebih dari 40.000 pesantren di bawah naungan kami. Dan yang sangat unik, sebagian besar siswa tinggal berbareng pembimbing mereka, asisten pengajar, di lingkungan yang sama. Mereka tinggal berbareng di masjid, makan bersama, bermohon bersama, hidup bersama, dan juga berolahraga bersama," kata dia.

Menteri Agama juga menyoroti peran masjid dalam mendukung pemberdayaan masyarakat. Dengan lebih dari 800.000 masjid di Indonesia, masjid mempunyai potensi besar untuk menjadi pusat info dan edukasi.

"Lokasi masjid ada di tengah masyarakat, di pusat komunitas, bukan di luar komunitas. Jadi titik sentral dari peran masjid adalah memberdayakan masyarakat kita," ujarnya.

Menag Nasaruddin membujuk UNICEF untuk terus mendukung program-program tersebut dan membantu mempromosikannya ke bumi internasional.

"Jadi, jika kita hanya berbincang hanya tentang Indonesia, hanya tentang UNICEF, berapa banyak orang yangmampu mendengar? Tetapi jika kita berbincang berbareng dengan Anda, Indonesia dan UNICEF, mempromosikan satu rumor besar, saya pikir bumi dapat mendengarnya dengan sangat mudah," kata Menag.

Sementara itu, representative UNICEF di Indonesia Maniza Zaman menyampaikan penghargaannya atas beragam inisiatif yang dilakukan Kementerian Agama.

"Terkait konsep ekoteologi yang pertama, saya mesti mengatakan bahwa saya sangat terpesona, lantaran ini adalah pertama kalinya saya mendengar istilah yang luar biasa ini. Jadi, menurut saya, ini menunjukkan pemikiran yang maju," kata Maniza.

Baca juga: Buku "Bersuara Untuk Udara" tingkatkan kesadaran peduli lingkungan

Baca juga: Scheneider ajak kaum muda tingkatkan kesadaran sosial dan lingkungan

syah
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!