Jakarta (BERITAJA) - Sektor industri mempunyai peranan yang sangat krusial bagi kemajuan Indonesia lantaran sektor ini sudah menjadi salah satu tulang punggung ekonomi dalam satu dasawarsa terakhir. Sektor ini juga turut serta menjadi penyelamat pada masa-masa krisis seperti pada pandemi COVID-19.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut kontribusi sektor industri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional terlihat stabil dibandingkan negara-negara lain, dengan rata-rata kontribusi 18--21 persen dalam kurun satu dekade, sedangkan negara lain, seperti India, Italia, Jepang, Thailand, Vietnam, dan Brasil terlihat lebih fluktuatif.
Dari sisi investasi, sektor industri sudah memberikan sumbangsih yang tinggi terhadap keberlanjutan ekosistem investasi nasional. Hal ini dapat dilihat melalui adanya peningkatan minat penanammodal yang masuk pada 2014--2016 yang secara beruntun menanamkan modalnya sebesar Rp186,79 triliun, Rp232,02 triliun, lampau Rp322,92 triliun.
Sementara pada 3 tahun selanjutnya (2017--2019) kontribusi investasi industri pengolahan nonmigas (IPNM/manufaktur) mengalami penurunan, ialah sebesar Rp268,85 triliun, Rp218,12 triliun, dan Rp213,44 triliun.
Meski demikian situasi penurunan kontribusi investasi IPNM 2017--2019, telah memperoleh respons yang tepat dan progresif dari Pemerintah melalui publikasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang salah satu tujuan utamanya adalah pembuatan kemudahan dan penyederhanaan berusaha, sehingga membikin minat investasi sektor IPNM meningkat secara pesat.
Rezim UU Cipta Kerja sukses mendongkrak peningkatan nilai investasi IPNM. Per tahun 2020, investasi sektor manufaktur kembali naik menjadi Rp259,28 triliun dan pada tahun 2023 tercatat melesat menjadi Rp565,25 triliun.
Dengan nilai investasi tahun 2023 tersebut, IPNM telah memberikan kontribusi nilai investasi nasional yang cukup signifikan, ialah terhitung sebesar 39,84 persen dari total nilai investasi nasional seluruh sektor ekonomi.
Berkat besarnya kontribusi sektor manufaktur terhadap ekosistem investasi di Tanah Air, perihal ini secara langsung membikin industri menjadi sumber pembuka lapangan pekerjaan yang masif.
Tercatat IPNM memberikan kontribusi terhadap serapan tenaga kerja nasional sebesar 13,8 persen pada tahun 2023. Selain itu tercatat adanya peningkatan lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 10 tahun dengan penambahan mencapai 3 juta lapangan kerja.
Pada tahun 2020, serapan tenaga kerja sektor IPNM sempat turun ke nomor 17,43 juta orang. Namun persoalan ini sudah dipulihkan, di mana pada tahun 2023 total tenaga kerja sektor manufaktur tercatat mencapai 19,29 juta orang.
Adapun dari sisi kontribusi terhadap nilai ekspor nasional, IPNM tercatat mempunyai nilai yang relatif stabil dari tahun 2014 hingga tahun 2020, ialah di kisaran nomor sebesar 121 miliar dolar AS.
Selanjutnya, pada tahun 2021 kontribusi ekspor IPNM menunjukkan kenaikan signifikan pada nomor 176,73 miliar dolar AS, dan terus mengalami kenaikan hingga nomor 205,69 miliar dolar AS pada tahun 2022.
Tingginya capaian kontribusi ekspor 2021--2021 tersebut, merupakan efektivitas kebijakan Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI) dari Kementerian Perindustrian yang mengantarkan manufaktur Indonesia sukses memanfaatkan ceruk pasar ekspor.
Pada tahun 2023, seiring dengan mulai berjalannya aktivitas produktif industri di banyak negara pascapandemi, kontribusi ekspor IPNM tetap berada di level tinggi ialah mencapai 186,59 miliar dolar AS.
Dengan nilai ekspor pada tahun tersebut, IPNM telah memberikan kontribusi ekspor tertinggi dibanding sektor ekonomi lainnya, ialah sampai dengan 72,24 persen dari total nilai investasi nasional.
Besarnya kontribusi dari sisi investasi, serapan tenaga kerja, dan ekspor dari sektor manufaktur ini memperkuat posisi industri Indonesia di mata internasional.
Berdasarkan info Bank Dunia (World Bank), Indonesia berada di posisi ke-12 "Top Manufacturing Countries by Value Added" bumi pada tahun 2023, dengan perolehan nilai tambah perekonomian dari sektor manufaktur (manufacturing value added/MVA) mencapai 255 miliar dolar AS.
Angka ini meningkat sebanyak 14 miliar dolar AS alias 5,83 persen dibandingkan nilai MVA sebelumnya pada tahun 2022 yang tercatat 241 miliar dolar AS.
Implikasinya, perihal ini meningkatkan ranking Indonesia dari ranking ke-13 bumi pada tahun 2022 menjadi ranking ke-12 pada tahun 2023 yang berada persis di bawah negara maju seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Inggris.
Di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi pertama, serta berada jauh di atas Thailand yang ranking kedua dengan nilai 128 miliar dolar AS, dan Vietnam yang merupakan ranking ketiga dengan nilai 102 miliar dolar AS.
Capaian itu mengartikan struktur manufaktur yang dimiliki Indonesia lebih dalam dan tersebar merata sehingga mempunyai nilai tambah (value added) yang jauh lebih besar daripada Thailand dan Vietnam yang nilai MVA-nya hanya separuh dari nilai MVA Indonesia.
Kebijakan proindustri
Untuk menjaga kontribusi sektor manufaktur terhadap pemajuan ekonomi Indonesia, diperlukan kebijakan dan izin yang memprioritaskan industri. Hal inilah yang menjadi kerangka utama Kementerian Perindustrian dalam menyiapkan setiap beleid yang hendak dibuat.
Setidaknya ada tujuh kebijakan yang diterapkan dan satu kebijakan yang didorong Kemenperin untuk memberikan akibat besar terhadap pemajuan industri.
Kebijakan tersebut meliputi penguatan sumber daya manusia (SDM) industri melalui program pendidikan dan training vokasi, kebijakan nilai gas bumi tertentu (HGBT), skema Making Indonesia 4.0, restrukturisasi mesin/peralatan industri, penguatan wirausaha baru industri mini menengah (IKM), dekarbonisasi dan industri hijau, kebijakan hilirisasi, serta mendorong untuk memindahkan jalur masuk produk impor (entry point) ke pelabuhan yang berada di timur Indonesia.
Untuk kebijakan sekolah vokasi, Kemenperin mempunyai sembilan SMK/SMAK, 11 politeknik, dan dua akademi organisasi yang siap mencetak SDM industri unggul. Hal ini lantaran di satuan pendidikan tersebut mengedepankan skema keterhubungan (link and match) yang sesuai dengan kebutuhan bumi industri dalam negeri.
Kebijakan HGBT merupakan program subsidi gas murah bagi industri dengan menetapkan nilai 6 dolar AS per million british thermal unit (MMBTU) yang pada saat ini dialokasikan kepada tujuh subsektor industri pengolahan, ialah pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
Kebijakan HGBT mempunyai faedah yang besar bagi pemajuan ekonomi Indonesia, itu lantaran dari portofolio penerima HGBT di tahun 2023, tercatat ada sebanyak 321 perusahaan dengan alokasi gas industri sebesar 1222,03 billion british thermal unit per day (BBTUD), sedangkan alokasi untuk kelistrikan sebesar 1231,22 BBTUD.
Apabila dikonversikan ke dalam rupiah, modal yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan program HGBT untuk tujuh subsektor industri menelan biaya sebesar Rp51,04 triliun.
Namun, nilai tambah bagi perekonomian yang dihasilkan dari program itu mencapai Rp157,20 triliun alias meningkat nyaris tiga kali lipat dari modal awal yang digelontorkan. Oleh lantaran itu, Kemenperin saat ini tengah memperjuangkan untuk memperluas cakupan HGBT ke seluruh subsektor industri.
Selanjutnya peta jalan Making Indonesia 4.0 yang bermaksud untuk menggabungkan teknologi digital dan bentuk untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efisien, fleksibel, dan terhubung. Hal ini demi mendorong produktivitas pelaku industri dalam negeri sehingga memberikan kontribusi lebih besar terhadap pemajuan ekonomi nasional.
Untuk program restrukturisasi mesin/peralatan industri, kebijakan ini memberikan support pembiayaan berupa penggantian biaya (reimburse) bagi pelaku industri yang mengusulkan untuk melakukan pembaruan terhadap mesin produksinya.
Pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT), program ini berakibat terhadap peningkatan kapabilitas produksi 21,75 persen, efisiensi daya 11,86 persen, dan penjualan 6,65 persen. Sementara pada industri pengolahan kayu, program ini dimulai pada tahun 2022 dan telah berakibat positif pada efisiensi perusahaan hingga 10-30 persen, mutu produk 10-30 persen, dan produktivitas perusahaan hingga 20-30 persen.
Adapun kebijakan penguatan wirausaha baru IKM, mempunyai tujuan memunculkan wirausaha baru yang mendapatkan legalitas izin berusaha. IKM yang dilatih sampai tahun 2024 sebanyak 167.784 IKM, dan yang mendapatkan legalitas izin berupaya sebanyak 64.490 IKM.
Lebih lanjut, kebijakan dekarbonisasi dan industri hijau ialah untuk memperkuat daya saing sektor industri, mengingat saat ini pasar dunia sudah banyak yang menginginkan produk hasil industri rendah emisi.
Adapun sejak diterbitkannya Permenperin 26/2018 tentang Standar Industri Hijau untuk Industri Semen Portland, akibat pada sektor industri semen telah sukses meningkatkan reduksi emisi gas rumah kaca (GRK) energi, yang mana pada tahun 2022 mencapai 3,89 juta ton CO2, serta mengurangi intensitas emisi daya yang digunakan dalam proses produksi.
Ihwal beleid hilirisasi, kebijakan ini membawa faedah besar untuk industri logam dan kelapa sawit. Ekspor industri logam dari tahun 2014 bergerak ke petunjuk yang positif alias mengalami peningkatan. Ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan peningkatan sebanyak empat kali lipat dibanding tahun 2014.
Jumlah smelter nikel standalone bimbingan Kemenperin yang telah beraksi sebanyak 55 smelter, dengan total kapabilitas produksi sebesar 26,98 juta ton/tahun.
Hilirisasi produk nikel juga terbukti berkontribusi positif, yang dapat dilihat melalui komparasi nilai ekspor pada tahun 2014 ialah 1,06 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor tahun 2023 yang mencapai 6,82 miliar dolar AS. Artinya hilirisasi membawa peningkatan kontribusi hingga enam kali lipat.
Untuk hilirisasi kelapa sawit, kebijakan ini membawa faedah yang besar. Hal ini dapat dilihat melalui ekspor industri makanan dari tahun 2014 condong bergerak sedikit fluktuatif, namun mulai tahun 2020 bergerak meningkat hingga tahun 2022 mencapai titik puncaknya ialah 48,46 miliar dolar AS alias meningkat sebanyak dua kali lipat dibandingkan tahun 2014.
Begitu juga dengan kondisi investasi industri makanan dari tahun 2014 bergerak fluktuatif, dan meningkat sampai tahun 2022 nyaris dua kali lipat.
Ragam jenis produk hilir dari kelapa sawit juga tercatat terus mengalami peningkatan, pada tahun 2011 sebanyak 48 jenis, tahun 2023 meningkat menjadi 193 jenis.
Untuk memaksimalkan peran industri manufaktur terhadap pemajuan ekonomi, perlu adanya sinergi berbareng antarkementerian/lembaga untuk membikin kebijakan dan izin yang pro terhadap industri dalam negeri.
Hal ini agar Misi Astacita dari Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang menginginkan Indonesia menjadi negara majumampu terwujud.
Editor: Mahfud
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024