Masalah Indra Perasa Dikaitkan Dengan Risiko Kematian Dini - Beritaja

Albert Michael By: Albert Michael - Wednesday, 19 February 2025 11:28:02

Jakarta (BERITAJA) - Para peneliti mengaitkan hilangnya keahlian indra perasa untuk merasakan rasa asin dan masam dengan akibat kematian awal yang lebih tinggi.

Dalam studi baru yang dipublikasikan di JAMA Otolaryngology–Head & Neck Surgery, para peneliti mendapati mereka yang kehilangan keahlian mengindra rasa mempunyai akibat kematian awal 47 persen lebih tinggi​​​​.

Menurut siaran Medical Daily pada Senin (17/2), studi yang mengevaluasi kondisi lebih dari tujuh ribu orang dewasa berumur di atas 40 tahun itu juga menunjukkan bahwa orang yang tidak dapat merasakan rasa asin mempunyai kemungkinan meninggal awal 65 persen lebih tinggi.

Sementara mereka yang kehilangan keahlian untuk mendeteksi rasa masam mempunyai akibat 69 persen lebih tinggi menurut studi baru tersebut.

Meskipun indra penciuman dan perasa sering dikaitkan satu sama lain, studi itu mencatat bahwa ketika orang kehilangan keahlian indra perasa, mereka mempunyai akibat kematian yang lebih tinggi, terutama pada wanita (71 persen), meski mereka tetap mampu mencium secara normal.

Baca juga: Konsumsi minuman bersoda berlebihan tingkatkan akibat kematian dini

Ketika membandingkan hilangnya keahlian indra perasa berasas jenis kelamin, para peneliti mendapati akibat kematian awal yang lebih tinggi pada wanita yang kehilangan keahlian mendeteksi rasa pahit dan laki-laki yang kehilangan keahlian merasakan rasa asam.

Namun, penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa kehilangan keahlian indra perasa secara langsung menyebabkan kematian dini.

Menurut para peneliti, hilangnya keahlian indra perasa mungkin merupakan tanda dari kondisi kesehatan yang mendasarinya, yang dapat membantu menjelaskan hubungan antara hilangnya keahlian merasakan dan akibat kematian yang lebih tinggi.

Kehilangan keahlian merasakan dapat terjadi lantaran beragam alasan, seperti pengaruh samping obat-obatan, perawatan kanker, jangkitan virus seperti COVID-19, masalah gigi, merokok, alias polip hidung.

Dalam banyak kasus, masalah tersebut membaik setelah penyebab yang mendasari diatasi, seperti ketika jangkitan sembuh alias ketika kebiasaan merokok dihentikan.

Baca juga: Pemerintah tekan prevalensi merokok guna cegah kematian dini

Salah satu akibat dari hilangnya keahlian merasakan adalah orang mungkin jadi menambahkan lebih banyak gula alias garam ke dalam makanan mereka, yang dapat membahayakan kesehatan lantaran meningkatkan akibat glukosuria dan tekanan dpetunjuk tinggi.

Di samping itu, lantaran indra perasa membantu orang mendeteksi makanan rusak, mereka yang kehilangan keahlian merasakan berisiko lebih tinggi mengalami keracunan makanan lantaran mereka mungkin tidak dapat mengenali makanan yang rusak.

Kalau kehilangan keahlian merasakan berjalan lebih lama, orang mungkin juga bakal makan lebih sedikit sehingga mampu kekurangan gizi.

Gangguan indra perasa ppetunjuk dapat pula mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental, berpotensi menyebabkan stres alias frustrasi.

Baca juga: Studi klaim jalan kaki 11 menit mampu cegah kematian dini

Baca juga: Kelainan ginekologi umum dikaitkan dengan akibat kematian dini


Editor: Arman
Copyright © BERITAJA 2025


you are at the end of the news article with the title:

"Masalah Indra Perasa Dikaitkan Dengan Risiko Kematian Dini - Beritaja"


Editor’s Note: If you’re looking for emergency gear, warm clothing, or household essentials to stay prepared, check out the wide range of options available on Amazon.

*This link uses the Amazon SiteStripe affiliate program. We may earn a small commission at no extra cost to you.







Please read other interesting content from Beritaja.com at Google News and Whatsapp Channel!