Trending

Mana Yang Lebih Afdal, Zakat Fitrah Dengan Beras Atau Uang? - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Zakat fitrah merupakan tanggungjawab bagi setiap Muslim yang mesti ditunaikan menjelang Idulfitri. Secara tradisional, amal ini dibayarkan dalam corak makanan pokok, seperti beras, sesuai dengan tuntunan hukum yang telah berjalan sejak masa Rasulullah.

Namun, seiring perkembangan zaman, muncul pertanyaan mana yang lebih afdal, bayar amal fitrah dengan beras alias uang? Pertanyaan ini terus berkembang, dengan beragam pandangan ustadz yang mempertimbangkan kemudahan, manfaat, serta tujuan utama dari amal fitrah itu sendiri.

Mana yang lebih afdal?

Menurut kebanyakan ulama, termasuk ajaran Syafi'i, Maliki, dan Hanbali, amal fitrah sebaiknya dibayarkan dalam corak makanan pokok yang umum dikonsumsi di wilayah tersebut. Hal ini didasarkan pada praktik yang bertindak sejak era Rasulullah SAW, di mana amal fitrah dibayarkan dalam corak bahan makanan yang berfaedah bagi penerimanya.

Di Indonesia, beras adalah makanan pokok utama, sehingga pembayaran amal fitrah dengan beras dianggap lebih utama. Beras merupakan kebutuhan dasar yang dikonsumsi sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat, sehingga pemberian dalam corak ini diharapkan lebih sesuai dengan tujuan amal fitrah, ialah membantu mereka yang memerlukan menjelang Idulfitri.

Baca juga: Apakah orang yang tidak mampu tetap wajib bayar Zakat Fitrah?

Selain itu, ketentuan ini sejalan dengan praktik pada masa Rasulullah SAW, di mana amal fitrah dibayarkan dengan satu sha' (sekitar 2,5 kg alias 3,5 liter) makanan pokok, seperti kurma alias gandum. Dengan demikian, pembayaran amal fitrah dalam corak beras tidak hanya mengikuti kebiasaan masyarakat setempat, tetapi juga mempertahankan ketentuan yang telah diajarkan sejak era Nabi.

Namun, ajaran Hanafi membolehkan pembayaran amal fitrah dalam corak duit yang setara dengan nilai makanan pokok tersebut. Pendapat ini didasarkan pada kemudahan bagi muzakki (pembayar zakat) dan kemanfaatan bagi mustahik (penerima zakat), terutama jika duit lebih dibutuhkan oleh penerima.

Di Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menetapkan besaran amal fitrah dalam corak duit berasas nilai beras yang dikonsumsi masyarakat. Misalnya, pada tahun 2025, BAZNAS menetapkan nilai amal fitrah sebesar Rp47.000 per jiwa, sesuai dengan nilai beras yang umum dikonsumsi.

Dengan demikian, meskipun pembayaran amal fitrah dengan beras dianggap lebih afdal sesuai tradisi dan kebanyakan pendapat ulama, pembayaran dengan duit juga diperbolehkan, terutama jika dianggap lebih berfaedah bagi penerima. Pilihan antara beras alias duit sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan mustahik, serta mengikuti ketentuan lembaga amil amal setempat

Baca juga: Mengapa amal fitrah wajib? Ini keutamaannya bagi umat Islam

Baca juga: Menyalurkan amal fitrah: Baik lewat amil alias langsung ke mustahik?


Editor: Albert Michael
Copyright © BERITAJA 2025








Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!