Denpasar (BERITAJA.COM) - Ketua BEM PM Universitas Udayana (Unud) I Putu Bagus Padmanegara mengatakan pihak telah menyiapkan tindakan di Kampus Unud Bukit
Jimbaran (15/3) menyikapi penetapan Rektor Prof I Nyoman Gde Antara sebagai tersangka kasus dugaan korupsi biaya SPI.
"Rabu (15/3) ada tindakan terbuka dan tidak hanya audiensi internal. Kami menyiapkan rumor hari ini dan memang itu menjadi poin kami, kami pastikan tuntutan tidak menguap begitu saja," kata Padma kepada media di Denpasar, Selasa.
Berdasarkan hasil konsolidasi terbuka berbareng seluruh mahasiswa menghasilkan keputusan untuk melakukan tindakan besar pada Rabu (15/3) sore hari untuk berjumpa dengan ketua rektorat dan dekanat.
"Ya, kita bakal ada tindakan nang memang tindakan konkret, tindakan tuntutan, bukan hanya simbolis. Kalau tindakan belum ada hasil, kami bakal tuntut terus, gimana pun juga ini untuk mahasiswa, sehingga kami bakal terus bergerak sampai akhirnya ada kesepakatan untuk menghapus SPI dan poin-poin lainnya," tutur Ketua BEM PM Universitas Udayana itu.
Ia berambisi nantinya seluruh mahasiswa nang datang diterima di Gedung Widya Sabha untuk diajak berkomunikasi, seperti tindakan demonstrasi di tahun 2022 nang menuntut dicabutnya tanggungjawab pondok bagi mahasiswa baru.
Dalam pertemuan mengenai aksi, Padma mengatakan beberapa ketua telah dihubungi dan akhirnya nang mengonfirmasi datang adalah Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, dan Rektor Prof Antara nang menjadi tersangka dugaan korupsi biaya SPI oleh Kejati Bali.
Adapun hasil nang mau dicapai mahasiswa Unud adalah penghapusan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) alias sekurang-kurangnya dilakukan pembenahan sistem agar tak ada komersialisasi pendidikan.
Selain itu, mendorong Kejati Bali untuk mengusut tuntas kasus nang sedang bergulir di mana saat ini, selain Prof Antara, tiga orang pejabat Universitas Udayana juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kemudian, persoalan akomodasi juga dikaitkan, lantaran saat ini mahasiswa nang dituntut berkuliah di Kampus Unud Bukit Jimbaran, tidak mendapat akomodasi nang layak, berbanding terbalik dengan biaya SPI nang nominalnya besar.
Para mahasiswa juga menuntut adanya transparansi untuk melacak SPI nang masuk sejak 2018, lantaran selama ini pihak kampus hanya menyajikan total duit nang diperoleh dari sumbangan tersebut, bukan rinciannya.
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023