Trending

Maestro Kaligrafi Dunia Ajak Seniman Indonesia Gelar Workshop Di Iran - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Maestro kaligrafi bumi asal Iran, Kavch Teymouri, memuji kepiawaian para seniman kaligrafi di Indonesia dan membujuk mereka untuk menggelar workshop di Iran agar terjadi pertukaran budaya dalam pengembangan seni kaligrafi.

"Kita mesti menampakkan identitas kita sebagai Muslim melalui kaligrafi," ujar Kavch Teymouri dalam seminar internasional bertema "Kaligrafi dan Seni Islam: Harmoni Agama dan Budaya" yang merupakan rangkaian aktivitas MTQ Internasional ke-4 di Jakarta, Jumat.

Teymouri mengatakan para kaligraf Iran merasa senangmampu berinteraksi dan berganti pikiran dengan para kaligraf Indonesia, yang dikenal sebagai bangsa ramah dan penuh senyum.

Ia berambisi para kaligraf Indonesia terus berkarya, mengembangkan seni kaligrafi, serta menciptakan style khat (garis alias tulisan) baru.

Kavch Teymouri menceritakan pengalamannya selama berjamu ke beragam negara, di mana dia kerap berjumpa dengan para kaligraf Indonesia dan menilai bahwa mereka telah mengembangkan beragam jenis khat dalam seni kaligrafi.

Beberapa khat yang berkembang di Indonesia antara lain Naskhi, Tsulutsi, Farisi, dan Kufi, yang digunakan dalam beragam media seperti mushaf Al Quran, hiasan masjid, spanduk, dan karya seni.

Ia menegaskan bahwa kaligrafi adalah corak pengabdian kepada seni Islam. Para kaligraf di Iran merasa seolah-olah berutang budi kepada bumi kaligrafi.

"Karenanya, segala upaya dan keahlian yang dimiliki mesti dipersembahkan untuk kemajuan seni ini, lantaran keberkahan kaligrafi berasal dari Al Quran," kata dia.

Sementara itu, maestro kaligrafi Indonesia sekaligus Direktur Lembaga Kaligrafi Al Quran Lemka, Didin Sirajuddin, mengatakan seni kaligrafi di Indonesia mengalami perkembangan pesat.

"Kaligrafi tidak hanya menghiasi gedung dan masjid, tetapi juga berkembang dalam beragam media seperti lukisan dan dekorasi. Pameran serta workshop kaligrafi semakin marak, menunjukkan bahwa seni ini sejajar dengan seni lukis lainnya,” katanya.

Menurut Didin, pendidikan kaligrafi di Indonesia berkembang pesat dengan banyaknya sekolah, pesantren, dan sanggar seni yang mengajarkan kaligrafi, termasuk Lemka yang berdiri sejak 1985.

Berkat pendidikan ini, katanya, kaligraf Indonesia telah memenangkan beragam kejuaraan kaligrafi internasional.

"Di Lemka kami meyakinkan para santri bahwa belajar kaligrafi adalah corak penghormatan terhadap Al Quran. Belajar menulis sama dengan belajar Al Quran, lantaran di dalamnya terkandung enam rukun, mengenal, membaca, menulis, memahami, mengamalkan, dan mencintai Al Quran," ujarnya.

Baca juga: Sebanyak 36 negara pamerkan karya seni kaligrafi di MTQN
Baca juga: Pameran kaligrafi dan legal food lengkapi perhelatan MTQN

syah
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!