Trending

Lemak Intermuskular Pada Otot Jadi Indikator Penyebab Penyakit Jantung - Beritaja

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Jakarta (BERITAJA) - Selama bertahun-tahun, para mahir kesehatan telah memperdebatkan apakah Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah ukuran terbaik untuk kesehatan seseorang.

Dilansir dari Medical Daily, Senin (20/1), meskipun ukuran pinggang telah disorot sebagai aspek utama dalam memprediksi penyakit jantung, sebuah penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa baik IMT maupun ukuran pinggang bukanlah prediktor utama.

Sebaliknya, aspek tersemsuara ialah lemak intermuskular, lemak yang tersimpan di dalam otot mungkin menjadi parameter akibat penyakit jantung yang lebih akurat.

Para peneliti mencatat bahwa mereka yang mempunyai jumlah lemak jenis ini lebih tinggi menghadapi akibat kematian dan rawat inap yang lebih besar akibat serangan jantung alias kandas jantung, terlepas dari IMT alias ukuran pinggang.

Baca juga: 7 sayuran terbaik untuk kecilkan lemak perut

"Obesitas sekarang menjadi salah satu ancaman dunia terbesar bagi kesehatan kardiovaskular, namun indeks massa tubuh – metrik utama kami untuk mendefinisikan obesitas dan periode pemisah untuk intervensi – tetap menjadi penanda prognosis kardiovaskular yang kontroversial dan cacat. Hal ini terutama bertindak pada wanita, di mana indeks massa tubuh yang tinggi dapat mencerminkan jenis lemak yang lebih 'jinak'," kata Profesor Viviany Taqueti, yang memimpin penelitian tersebut dalam rilis berita.

Studi ini menganalisis gimana komposisi otot dan lemak yang berbeda memengaruhi pembuluh dpetunjuk mini alias "mikrosirkulasi" jantung dan memengaruhi akibat terjadinya kandas jantung, serangan jantung, dan kematian.

Baca juga: 6 makanan terburuk yang dapat sebabkan lemak perut

Penelitian ini melibatkan 669 pasien di Rumah Sakit Brigham and Women's, dengan usia rata-rata 63 tahun, yang dinilai untuk nyeri dada alias sesak napas tetapi tidak mempunyai bukti penyakit arteri koroner obstruktif.

Pasien menjalani pemindaian PET/CT jantung untuk mengevaluasi kegunaan jantung dan pemindaian CT untuk menganalisis komposisi tubuh, termasuk pengedaran lemak dan otot di batang tubuh. Peneliti memperkenalkan pengukuran baru yang disebut fraksi otot berlemak, yang mengukur rasio lemak intermuskular terhadap total otot dan lemak.

Peserta ditindaklanjuti selama sekitar enam tahun untuk memeriksa hasil termasuk rawat inap dan kematian akibat serangan jantung alias kandas jantung.

Baca juga: Studi: Susu murni-lemak susu tak berakibat besar bagi metabolisme

Analisis tersebut mengatakan bahwa kadar fraksi lemak otot yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan akibat disfungsi mikrovaskular koroner (CMD) sebesar dua persen dan akibat penyakit jantung serius di masa mendatang sebesar tujuh dewi lebih tinggi, dengan setiap peningkatan fraksi lemak otot sebesar satu persen terlepas dari aspek akibat dan BMI lainnya.

"Dibandingkan dengan lemak subkutan, lemak yang tersimpan di otot dapat menyebabkan peradangan dan perubahan metabolisme glukosa yang menyebabkan resistensi insulin dan sindrom metabolik. Pada gilirannya, gangguan kronis ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh dpetunjuk, termasuk yang memasok dpetunjuk ke jantung, dan otot jantung itu sendiri," ujar Taqueti.

Baca juga: Panduan melangsingkan perut bagi wanita yang malas berolahraga

Baca juga: Perhatikan pilihan sarapan untuk cegah penumpukan lemak paha

:
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2025




anda berada diakhir artikel berita dengan judul:

"Lemak Intermuskular Pada Otot Jadi Indikator Penyebab Penyakit Jantung - Beritaja"






Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!