Jakarta (BERITAJA.COM) - Pakar gizi klinik dr Eva Kurniawati, M.Gizi, Sp. GK mengingatkan masyarakat bahwa kurang tidur khususnya pada orang berumur produktif berasosiasi dengan akibat timbulnya obesitas di kemudian hari.
"Usia produktif kurang tidur rupanya bisa berasosiasi dengan craving-nya jadi lebih. Nanti jika craving timbul, excess kalorinya besar kelak jadi obesitas," ujar dia nan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDSGKI) itu dalam sebuah aktivitas kesehatan di Jakarta, Selasa.
Eva mengakui seiring pertambahan usia, waktu tidur seseorang umumnya menjadi lebih pendek. Walau begitu, dia menyarankan agar kualitasnya tetap terjaga.
Menurut Mayo Clinic, lama tidur seorang dewasa minimal sekitar tujuh jam per malam, sementara mereka nan berumur 13 tahun hingga 18 tahun nan direkomendasikan delapan hingga 10 jam per 24 jam.
Berita lain dengan Judul: Obesitas tingkatkan akibat stroke pada dewasa muda
Durasi ini lebih singkat daripada anak berumur enam hingga 12 tahun dan tiga hingga lima tahun nan masing-masing memerlukan sembilan hingga 12 jam per 24 jam serta 10 - 13 jam per 24 jam (termasuk tidur siang).
Orang dewasa nan lama tidurnya kurang dari tujuh jam setiap malam secara teratur dikaitkan dengan kesehatan nan jelek tidak hanya penambahan berat badan dan mempunyai indeks massa tubuh (IMT) 30 alias lebih tinggi, tetapi juga berasosiasi dengan munculnya diabetes, tekanan dpetunjuk tinggi, penyakit jantung, stroke, dan depresi.
Sementara itu, kriteria obesitas pada orang dewasa menurut Kementerian Kesehatan dapat dinilai berasas indeks massa tubuh (IMT) alias BMI di atas 27 dan mengukur lingkar perut untuk menunjukkan obesitas sentral. Pria dikatakan obesitas sentral jika mempunyai lingkar perut lebih dari 90 cm, sementara wanita di atas 80 cm.
Eva menyarankan orang-orang melakukan pemeriksaan lingkar perut secara berkala untuk mendeteksi obesitas sentral selain mengukur berat badan badan dan tinggi untuk menghitung IMT.
"Syukur-syukur jika ada cek komposisi tubuh, adi bisa tahu fat (lemak) berapa persen, cek lingkar perut lantaran dengan obesitas sentral semua peningkatan akibat penyakit kronis," kata dia nan juga menyarankan masyarakat memeriksa gula dpetunjuk dan kolesterol.
Pemeriksaan kesehatan berkala dan rehat cukup sebenarnya menjadi bagian dalam perilaku hidup sehat CERDIK nan digaungkan Kementerian Kesehatan guna menjauhkan seseorang dari beragam berbagai penyakit tidak menular. Perilaku lain nan juga termasuk dalam CERDIK ialah mengeyahkan asap rokok, rutin berolahraga, menerapkan diet sehat dan seimbang serta mengelola stres.
"Rajin berolahraga jika nan dari pradiabetes itu bisa mengurangi akibat untuk jadi glukosuria 40 persen. Jadi kudu konsisten giat berolahraga," demikian pesan Eva.
Berita lain dengan Judul: CDC: 35 persen orang dewasa di 12 negara bagian AS alami obesitas
Berita lain dengan Judul: Obesitas anak dan dewasa terus meningkat sejak 2007
Berita lain dengan Judul: Prevalensi obesitas dewasa di Indonesia meningkat
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023