Trending

Kongo Ingatkan Konsekuensi Mengerikan Jika Pbb Gagal Campur Tangan - Beritaja

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Hamilton (BERITAJA) - Pemerintah Republik Demokratik Kongo mendorong Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menangani krisis yang semakin memburuk di Kongo, dan memperingatkan bahwa massa rakyat bakal turun tangan sendiri jika DK PBB kandas bertindak.

Menteri Luar Negeri Kongo Therese Kayikwamba Wagner, Selasa (28/1), menegaskan bahwa semua langkah telah diambil untuk melindungi misi diplomatik di negaranya.

Kepada DK PBB, Menlu Wagner menegaskan para korban adalah akibat dari tindakan pidana yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rwanda (RDF) dengan impunitas penuh dan dalam kesunyian DK PBB.

Wagner menyebut negaranya "terjebak" dan mencatat bahwa hanya dalam 24 jam terakhir, lebih dari 100 orang dilarikan ke pusat-pusat kesehatan, lebih dari 500.000 orang mengungsi, dan situasi kemanusiaan terus memburuk.

“Apa lagi yang bakal Rwanda lakukan untuk terus menyalahgunakan rasa hormat dan kewenangan Anda? Instrumen internasional apa yang mesti dilanggar agar Dewan akhirnya mengambil tindakan yang diperlukan terhadap Kigali, mulai dari Piagam PBB hingga norma kemanusiaan internasional, kewenangan asasi manusia, serta proses perdamaian Luanda dan Nairobi?,” katanya bertanya.

Menlu Wagner menegaskan bahwa kehidupan penduduk sipil yang telah dirampas aksesnya terhadap kebutuhan dasar selama empat hari itu berjuntai pada keputusan yang bakal diambil DK PBB.

Dia juga mendesak Dewan untuk bertindak dengan berani dan tegas terhadap Rwanda atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.

“Semua orang sedang menunggu untuk memandang apa yang bakal Anda lakukan. Seberapa besar musibah kemanusiaan dan pelanggaran mencolok terhadap wilayah kami yang mesti tercapai agar Anda mengecam para pelaku di M23, para perwira Rwanda, dan kaki tangan mereka?,” ujarnya.

Jika DK PBB tidak mengecam, maka realitas itu bakal tercatat dalam sejpetunjuk sebagai masa ketidakberdayaan dan ketidakpedulian Dewan Keamanan.

Menyoroti kebenaran bahwa Republik Demokratik Kongo adalah negara Afrika yang sedang diserang, Menlu Wagner mengatakan bahwa membiarkan krisis ini bersambung dengan menyatakan ini adalah masalah Afrika yang mesti diselesaikan oleh Afrika sendiri, mengingkari semangat solidaritas internasional.

Ia menyerukan tanggung jawab kolektif dan mengusulkan lima tuntutan mendesak, termasuk penarikan segera pasukan Rwanda, hukuman yang ditargetkan terhadap rantai komando pasukan RDF, embargo terhadap sumber daya alam, penghapusan Rwanda sebagai kontributor pasukan PBB, dan transparansi dalam transfer senjata.

"Kami di sini lantaran bumi perlu menyelesaikan perbedaannya dan menghadapi tantangannya. Jika Dewan ini gagal, maka rakyatlah yang bakal turun tangan sendiri," katanya menegaskan.

Awal pekan ini, pemberontak M23, yang diduga didukung Rwanda, menyatakan telah mengambil alih kota Goma di bagian timur. Sementara Kinshasa menuduh pasukan Rwanda datang di sana.

Setidaknya 25 orang tewas di Goma dan sembilan lainnya di Rwanda. Selain itu, ratusan orang terluka akibat bentrok yang terjadi antara tentara Kongo dan golongan pemberontak.

Warga setempat melaporkan bahwa baik pasukan pemerintah maupun pemberontak menguasai sebagian kota Goma, yang berpenduduk tiga juta jiwa, termasuk pengungsi internal.

Sumber : Anadolu

Baca juga: Uni Afrika minta setop permusuhan di Kongo dan telaah gencatan senjata

Baca juga: PBB: Demo penuh kekerasan di Kongo targetkan instansi PBB dan kedubes

:
Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025



Atribusi: AntaraNews.com




Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!