Jakarta (BERITAJA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap bekerja-sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
"KKP siap memenuhi kebutuhan sumber protein pada program MBG melalui produk perikanan berbobot untuk mendorong program peningkatan gizi masyarakat tersebut," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Dia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah mengembangkan budi daya perikanan yang disesuaikan dengan komoditas paling dominan di masing-masing wilayah.
Artinya, kata Menteri Trenggono, program MBG yang berbasis kearifan lokal dan tematik sesuai potensi paling dominan di daerah, sejalan dengan pengembangan budi daya perikanan yang dilakukan KKP.
"Makan bergizi ini kesempatan besar untuk menyerap hasil budi daya perikanan, lantaran pasarnya sudah ada," ujarnya.
Trenggono mengaku telah berjumpa dengan Kepala BGN Dadan Hindayana.
Dia menjelaskan, KKP telah membikin beragam modeling budi daya yang siap dikembangkan di beragam wilayah. Salah satunya ialah modeling budidaya ikan nila salin di Karawang.
Metode budi daya pada program modeling telah siap diterapkan dalam upaya revitalisasi tambak-tambak idle yang ada di sepanjang jalur Pantura dari Banten hingga Jawa Timur. Luasan tambak idle mencapai 78 ribu hektare, dan di tahap 1 revitalisasi bakal menyasar 13 ribu hektare di tahun 2025.
"Kita bakal buat budi daya perikanan tematik sesuai dengan potensi yang paling dominan untuk memenuhi kebutuhan pangan MBG," ujarnya.
Ia mengaku tengah mengejar penerapan kebijakan berbasis ekonomi biru, salah satunya ialah pengembangan budi daya perikanan yang dinilaimampu memenuhi ketahanan pangan tanpa merusak ekologi.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan pihaknya siap bekerja-sama dengan KKP dalam penyelenggaraan program MBG. Sinergi apalagi bakal dilakukan dalam upaya pencapaian sasaran swasembada pangan nasional.
Dadan menjelaskan, anggaran yang digunakan untuk MBG itu 85 persennya untuk membeli bahan lokal yang berkarakter tematik. Misalnya saja wilayah tersebut mempunyai potensi perikanan, 85 persen dari anggaran untuk membeli ikan, sementara sisanya untuk pembiayaan memasak.
MBG dirancang untuk mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi di beragam wilayah sesuai potensi lokal, seperti pengedaran ikan di wilayah dengan hasil laut melimpah alias telur di wilayah penghasil telur.
Produk-produk lokal yang dikembangkan bakal dimanfaatkan dalam program ini untuk mendukung ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta anak sekolah dari jenjang PAUD hingga SMA dengan keterlibatan Badan Gizi sebagai off-taker utama.
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024