Kiai Miftach: Nu Perlu Membangun Strategi 5g - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar (Kiai Miftach) menilai organisasi Nahdlatul Ulama perlu membangun strategi 5G untuk memaksimalkan kontribusi yang diberikan dalam mencapai petunjuk pembangunan nasional.
Dalam Pembukaan Musyawpetunjuk Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2025 di Jakarta, Rabu, Kiai Miftach mengatakan bahwa strategi 5G ini krusial untuk merekontekstualisasi pemikiran pendahulu dalam bingkai trilogi ukhuwah, lantaran merupakan hasil refleksi penyeimbang revolusi Industri 5.0 yang sedang berjalan saat ini.
Adapun 5G yang dimaksud adalah grand idea (visi misi NU untuk memperkuat semangat khidmah NU), grand design (program kerja yang terukur di semua tingkatan), grand strategy (penyebaran invasi yang direncanakan dan dikelola pada kader dan ruang di negara), grand control (garis komando organisatoris), dan grand sami'na wa atha'na.
"Ini krusial untuk mengawasi jangan sampai program yang sudah kita sampaikan di semua tingkatan tergerogoti kepentingan sementara," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Miftach juga meminta agar Munas dan Konbes NU bukan sekadar menghasilkan patokan Undang-Undang, tetapi juga perlu kepatutan dan etika dalam pembahasannya apalagi sekaligus berfaedah untuk kepentingan bagian ekonomi.
"Mungkin sudah waktunya kriteria batas Ahlul Halli wal Aqdi untuk mampumemperoleh ketua puncak untuk membawa NU yang mengakibatkan muassis bahagia," katanya.
Munas dan Konbes NU 2025 yang digelar 5-7 Februari di Jakarta itu diikuti oleh 450 peserta yang terdiri atas unsur mustasyar, syuriyah, tanfidiziyah, a'wan PBNU, lembaga dan banom tingkat pusat, pengurus wilayah dan pengurus cabang, serta para ustad pesantren.
Setidaknya ada tiga kategori pembahasan dalam Munas Alim Ulama yang berangkaian dengan pembahasan masalah-masalah keagamaan Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Waqi’iyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan aktual), Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Maudlu’iyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan tematik), dan Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Qonuniyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan berangkaian dengan perundang-undangan).
Turut datang dalam pembukaan, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri PPPA Arifatul Choiri , Menteri P2MI Karding, Wakil Menteri HAM RI Mugiyanto, Gubernur Lemhannas RI Ace Hasan Syadzily, Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Sudarsono, Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Juga datang tamu luar negeri, Imam Yahya Palavicini dari Italia, dan Charles Holland Tylor dari Amerika Serikat.
Editor: Dedy
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: